Hidayatullah.com—Pemimpin Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim, telah menginformasikan bahwa dia telah menyampaikan ketidaknyamanan atas pembicaraan pemilihan menteri kabinet dengan Mahathir Mohammad.
“Saya telah menyatakan kebulatan kepemimpinan (PKR) yang menerapkan metode konsultasi lebih banyak.
“Pandangan itu diterima dengan baik oleh Dr Mahathir, tetapi harus diputuskan bersama oleh Dewan Kepresidenan PH,” katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip media Malaysia.
Baca: Bos AirAsia Minta Maaf Dukung Najib Razak, Mengklaim Dapat Tekanan
Meski berbeda pandangan soal penentuan kabinet, Anwar yang masih dirawat di Pusat Rehabilitasi Pusat Cheras di, mengulangi dukungannya untuk Dr Mahathir.
Anwar mengatakan bahwa dia juga menyampaikan pandangannya kepada pimpinan PKR untuk memastikan bahwa pimpinan Dr Mahathir dan wakilnya, Dr Wan Azizah Wan Ismail, yang juga istrinya sendiri, mampu mencapai tanggung jawab yang luar biasa.
“Saya mendesak sesama pejuang yang telah menerima mandat rakyat untuk segera melaksanakan tugas menyelamatkan dan membangun kembali negara kami,” katanya.
Tanpa menentukan arti dari pernyataan ini, diyakini terkait dengan reaksi wakil presiden PKR, Rafizi Ramli kemarin yang mempertanyakan keterlibatan PKR dalam proses negosiasi untuk para menteri kabinet.
Sebegaimana diketahui, Mahathir Mohamad Anwar Ibrahim mencoba memecahkan ketegangan di aliansi berkuasa, Pakatan Harapan (PH). Perbedaan pandangan ini tentang posisi kabinet dan perebutan jatah menteri.
Mahathir merupakan aliansi PKR yang mendapatkan kursi mayoritas dalam kelompok Pakatan Harapan. Pada Sabtu (12/5/2018), dia sudah mengumumkan tiga menteri baru untuk bergabung dengan Wan Aziziah Wan Ismail yang menjabat Deputi PM. Presiden Partai Pribumi Bersatu Muhyiddin Yassin sebagai menteri dalam negeri, Sekjen Partai Aksi Demokratik (DAP) Lim Guan Eng sebagai menteri keuangan, dan Presiden Partai Amanah Mohamad Sabu sebagai menteri pertahanan. Sebenarnya Mahathir akan mengumumkan 10 posisi menteri lagi.*