Hidayatullah.com– Banjir menerjang sejumlah titik di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), pada Jumat (01/02/2019). Informasi dihimpun hidayatullah.com, banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur kawasan tersebut lima jam lebih lamanya. Banjir dilaporkan terjadi antara lain di Kelurahan Banjer, Kota Manado.
Badan Meteorogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sebelumnya telah merilis peringatan dini cuaca untuk wilayah tersebut, terkait hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir.
Selain banjir, bencana longsor juga terjadi di Kota Manado. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) mencatat longsor terjadi di Kelurahan Mahawu, Kecamatan Tuminting dan Kelurahan Tikalabaru, Kecamatan Tilaka, Kota Manado, Jumat (01/02/2019) pukul 08.00 WITA.
“Longsor menyebabkan 2 orang meninggal dunia dan beberapa rumah rusak berat. BPBD Kota Manado Bersama TNI, Polri, relawan dan masyarakat melakukan penanganan longsor. Pendataan dampak longsor masih dilakukan BPBD,” ujar Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran persnya diterima hidayatullah.com, Jumat.
Jumat pagi jelang siang, Pemerintah Kota Manado menunjukkan info ketinggian air hasil pengamatan dari CCTV Cerdas Command Centre di pos pemantau WFC di Dendengan Luar.
Tampak pada sekitar pukul 11.11 WITA, air sudah mencapai level Bahaya. Pemkot pun mengimbau warga yang bermukim di wilayah rentan bencana agar segera mengungsi.
“Diimbau kepada seluruh masyarakat terutama yang tinggal di bantaran sungai dan daerah rawan longsor dan banjir, harap segera mengungsi ke lokasi yang lebih aman,” imbauan Pemkot Manado lewat fanspage resminya di Facebook.
Dilaporkan bahwa kompleks Pondok Pesantren Darul Istiqomah Manado juga terendam air. Begitu pula dengan Ponpes Assalam, “yang berdekatan dengan Ponpes Darul Istiqomah,” lapor salah seorang anggota SAR Sulut kepada hidayatullah.com, Jumat siang.*