Hidayatullah.com—Pihak berwenang Sudan telah menangkap sejumlah anggota partai dari mantan presiden Omar Al-Bashir, langkah yang diambil Dewan Militer dalam upaya menenangkan rakyat yang menuntut peralihan kekuasaan ke tangan sipil. Sebelumnya aparat mengumumkan penemuan uang tunai dalam jumlah besar di kediaman Bashir.
Kejaksaan Sudan sudah memulai penyelidikan atas Bashir terkait tuduhan pencucian uang dan kepemilikan mata uang asing dalam jumlah besar tanpa ada alasan hukum, kata sumber kehakiman hari Sabtu (20/4/2019) seperti dilansir Reuters.
Sumber itu mengatakan bahwa petugas intelijen militer Sudan yang menggeledah rumah Bashir menemukan koper-koper berisi uang lebih dari $351.000 dan enam juta euro, serta lima juta pound Sudan.
“Kepala kejaksaan … memerintahkan (mantan) presiden ditangkap dan segera diinterogasi guna penuntutan di pengadilan,” kata sumber kehakiman itu kepada Reuters.
“Kejaksaan akan menanyai mantan presiden di penjara Kobar,” kata sumber itu, seraya menambahkan bahwa Bashir belum ditanyai.
Dua saudara lelakinya juga sudah ditahan dengan tuduhan korupsi, kata sumber itu.
Sementara itu di tempat terpisah, sebuah sumber dari Partai Kongres Nasional mengatakan bahwa pihak berwenang telah menangkap ketua partai sementara Ahmed Haroun, mantan wakil presiden pertama Ali Osman Taha, mantan asisten Bashir Awad Al-Jaz, sekjen gerakan Islam Al-Zubair Ahmed Hassan dan mantan jubir parlemen Ahmed Ibrahim Al-Taher.
Sumber partai Bashir itu juga mengatakan bahwa jubir (ketua) parlemen Ibrahim Ahmed Omar dan pembantu mantan presiden Nafie Ali Nafie ditempatkan dalam tahanan rumah.
Hassan Bashir, profesor bidang ilmu politik di Universitas Neelain, mengatakan bahwa tindakan yang diambil atas Bashir itu dimasudkan sebagai pesan kepada figur-figur lain yang berkaitan dengan kekuasaannya dahulu bahwa tidak ada seorang pun yang berada di atas hukum.
“Peradilan itu merupakan satu langkah dari Dewan Militer untuk memuaskan para pengunjuk rasa dengan menyeret Bashir ke meja hijau,” imbuhnya.*