Hidayatullah.com– Muhammad Jusuf Kalla (JK) mengaku, selepas menjabat sebagai Wakil Presiden pada Oktober 2019 nanti, ia akan fokus pada kegiatan keagamaan, sosial, dan pendidikan. Wapres JK mengatakan bahwa ketiga bidang itu akan menentukan masa depan bangsa.
“Banyak wartawan tanya usai debat Pilpres kemarin, saya diwawancarai ‘setelah bapak berganti jadi Wapres mau berkegiatan apa’?. Saya selalu jawab dengan sederhana mau kembali aktif sosial, pendidikan, dan keagamaan,” ujar JK di sela-sela acara silaturahim bersama anggota DPRD Sulsel dan pimpinan partai politik di kediaman pribadinya, Jl Haji Bau, Makassar, Sulawesi Selatan, semalam, Ahad (11/08/2019).
Diketahui, selain berlatar belakang pengusaha, JK memang sudah lama berkecimpung dalam dunia keagamaan, sosial, dan pendidikan. Sampai saat ini pun JK masih tercatat sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI).
Pada bidang pendidikan, perusahaan keluarga JK membina lembaga pendidikan Athirah di Makassar dan Pesantren Athirah Watampone, Kabupaten Bone. Nama lembaga pendidikan tersebut diambil dari nama ibu JK, Athirah.
JK mengaku, pada nantinya kemungkinan dia lebih banyak berada di Makassar.
“Mungkin saya akan banyak di Makassar nanti, tentu setidaknya bolak-balik mengurusi itu,” tutur mantan Menteri Perekonomian di era Presiden Megawati Soekarnoputri ini di hadapan tamunya saat pasca malam lebaran Idul Adha 1440H kutip INI-Net, Senin (12/08/2019).
Di Makassar, JK bersilaturahim dengan semua tokoh dan elite politik lintas partai.
Hadir antara lain Gubenur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah dan Wakilnya Andi Sudirman Sulaiman, Ketua DPRD Sulsel HM Roem, Wakil Ketua DPRD sekaligus Ketua Demokrat Sulsel Nik’matullah, dan Yusran Sofyan.
Turut serta Ketua DPW Sulsel Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muh Aras, Ketua DPD Golkar Sulsel Nurdin Halid, dan Ketua DPP PKPI Sulsel, Suzanna Kaharuddin.
Terlihat hadir juga sejumlah anggota dewan menjabat Ketua dan Sekertaris Fraksi serta Ketua Komisi DPRD Sulsel termasuk yang masuk dalam Pansus Panitia Hak Angket. Antara lain, Yusran Paris (PAN), Haidar Madjid (Demokrat), Usman Lonta (PAN) Irfan AB (PAN) Alimuddin (PDIP) Ariyadi Arsal (PKS), Sri Rahmi (PKS) Muslimin Salam (NasDem), Djamaluddin Jafar (PAN), Irwan Hamid (PKB), dan lain sebagainya.
Pertemuan itu berlangsung tertutup. Namun awak media diberikan akses meliput hanya mengambil gambar beberapa menit. Selanjutnya diminta keluar oleh Petugas Pengamanan Wakil Presiden.*