Hidayatullah.com — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah meminta persetujuan Parlemen untuk memperpanjang pengerahan pasukan ke Suriah dan Irak. Hal ini dilakukan untuk memberantas kelompok militan Kurdi Suriah, Unit Perlindungan Rakyat (YPG), lansir Middle East Eye pada Rabu (20/10/2021).
Permintaan pengerahan ini lebih lama 12 bulan dari yang biasanya presiden Erdogan minta. Dalam permintaan itu Erdogan mengatakan perbatasan darat dengan Irak dan Suriah masih membawa resiko dan ancaman terhadap keamanan nasional Turki.
Pekan lalu, ia berjanji untuk membalas teror kelompok YPG di Suriah utara yang menewaskan dua petugas polisi Turki.
“Kami tidak memiliki kesabaran lagi di beberapa daerah yang menjadi sumber serangan teror yang di tujukan ke negara kami dari Suriah,” ujar Erdogan setelah memimpin rapat kabinet para menteri.
Sebelumnya, dua petugas polisi Turki terbunuh dan dua lainnya terluka setelah serangan YPG menarget mereka di Azaz. Keberadaan pasukan Turki di wilayah Suriah untuk menjaga stabilitas keamanan.
Turki menilai YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang terlarang. Organisasi PKK telah berperang dengan negara itu selama tiga dekade.
Organisasi itu mengobarkan pemberontakan bersenjata untuk menuntut otonomi Kurdi yang lebih besar sejak 1984.
Menurut perkiraan, Parlemen Turki akan menyetujui permintaan pengerahan pasukan tersebut karena koalisi partai Erdogan yang berkuasa memegang mayoritas di parlemen.*