Hidayatullah.com—Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengumumkan rencana penarikan pasukan di Afghanistan yang akan meninggalkan 9.800 personel di negara itu pasca 2014, membatalkan rencana penarikan tentara Amerika seluruhnya pada akhir tahun ini.
Hari Selasa (27/5/2014) Obama mengumumkan rencana dua tahun, di mana Amerika Serikat akan menarik seluruh intervensi militernya pada tahun 2016. Pengumuman itu dilakukan setelah Obama berbicara lewat telepon dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai.
Mengantisipasi kritik atas keputusannya menarik hampir seluruh pasukan di akhir 2016, Obama mengatakan, pasukan keamanan Afghanistan telah menunjukkan bahwa mereka mampu untuk mempertahankan negaranya sendiri.
“Kita harus mengakui bahwa Afghanistan tidak akan menjadi tempat yang sempurna dan itu bukan tanggungjawab Amerika untuk mewujudkannya,” kata Obama di Taman Mawar Gedung Putih.
Sementara Hamid Karzai menolak untuk menandatangani perjanjian keamanan bilateral, para pejabat Amerika mengatakan mereka yakin siapapun kandidat presiden yang menggantikan Karzai akan bersedia menandatanganinya, lansir Asoosiated Press dikutip Aljazeera.
Pada akhir 2016, jumlah pasukan Amerika akan dipangkas sampai pada jumlah yang biasa ada di kedutaan dan akan ada seorang kepala keamanan di ibukota, seperti halnya yang telah dilakukan Amerika di Iraq, kata salah seorang pejabat Gedung Putih kepada para wartawan, Selasa (27/5/2014).
Obama juga telah mendiskusikan rencananya dengan beberapa pemimpin Eropa, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel, PM Inggris David Cameron dan PM Italia Matteo Renzi.
Sedikitnya 2.181 personel militer Amerika Serikat telah tewas selama perang 13 tahun di Afghanistan dan ribuan lainnya luka-luka.
Awal tahun 2015, jumlah pasukan NATO termasuk dari Amerika Serikat yang masih bercokol di Afghanistan mencapai 12.000 orang.*