Hidayatullah.com– Mikhail Gorbachev, yang mengakhiri Perang Dingin tanpa pertumpahan darah tetapi gagal mencegah runtuhnya Uni Soviet, meninggal dunia pada hari Selasa (30/8/2022) dalam usia 91 tahun, kata kantor-kantor berita Rusia mengutip pejabat rumah sakit, lansir Reuters.
Gorbachev, presiden Soviet terakhir, menjalin kesepakatan pengurangan senjata dengan Amerika Serikat dan kemitraan dengan negara-negara Barat untuk menghapus Tirai Besi yang telah membelah Eropa sejak Perang Dunia Kedua dan mewujudkan reunifikasi Jerman.
Ketika aksi protes pro-demokrasi melanda negara-negara blok Soviet yang komunis di Eropa Timur pada tahun 1989, Gorbachev menahan diri untuk tidak menggunakan kekuatan militer. Sikapnya itu berbeda dengan para pemimpin Kremlin sebelumnya yang mengirim tank-tank untuk memberantas kelompok-kelompok yang berseberangan dengan penguasa, seperti yang terjadi di Hungaria pada tahun 1956 dan Cekoslowakia pada tahun 1968.
Aksi-aksi protes tersebut membakar aspirasi otonomi di 15 republik yang tergabung dalam Uni Soviet, yang selama kurun dua tahun kemudian satu persatu melepaskan diri dengan cara yang kacau disertai kokangan senjata.
Gorbachev berusaha keras menyatukan republik-republik itu tetap berada di bawah satu payung Uni Soviet, tetapi gagal.
Menjadi sekretaris jenderal Partai Komunis Soviet pada 1985 di usia 54 tahun, dia merevitalisasi sistem dengan memberlakukan pembatasan kebebasan politik dan ekonomi. Namun, reformasi yang digagasnya itu berputar di luar kendali.
Kebijakannya ‘glasnost’ – kebebasan berbicara – memperbolehkan orang untuk mengkritik partai dan pemerintah. Kebijakannya itu membuat kaum nasionalis yang berani untuk mendesak republik-republik di kawasan Baltik – Latvia, Lithuania, Estonia – dan lainnya melepaskan diri dari Uni Soviet.
Banyak orang Rusia tidak memaafkan Gorbachev atas kekacauan yang diakibatkan oleh kebijakannya itu, terlebih karena kehidupan masyarakat yang semula aman, damai dan sejahtera menjadi kacau, banyak konflik dan harga-harga kebutuhan hidup melonjak.
Setelah mengunjungi Gorbachev di rumah sakit pada 30 Juni, ekonom liberal Ruslan Grinberg mengatakan kepada outlet berita angkatan bersenjata Zvezda, “Dia memberi kita semua kebebasan – tetapi kita tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan itu.”*