Hidayatullah.com—Turki menolak untuk memenuhi tuntutan ‘Israel’ untuk mengusir para pemimpin Hamas yang tinggal di negara itu selama pembicaraan bilateral, demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu hari Selasa di sidang parlemen, lapor Middle East Eye.
Menanggapi pertanyaan dari anggota parlemen, Cavusoglu mengatakan Ankara tidak melihat Harakah al-Muqawamah al-Islamiyyah atau Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) yang menguasai Jalur Gaza, sebagai kelompok teror dan menolak untuk mengusir mereka.
“Kami tidak memenuhi permintaan apapun [‘Israel’] pada Hamas, karena kami tidak menganggap Hamas sebagai kelompok teror,” kata Cavusoglu. “Kami selalu memimpin upaya untuk mengislahkan mereka dengan Fatah,” tambahnya, mengacu pada saingan politik Hamas yang didukung AS dan ‘Israel’, Otoritas Palestina (OP).
Menurut situs berita ‘Israel’ Ynet, pada akhir Oktober, Menteri Pertahanan penjajah Benny Gantz meminta Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengusir para pemimpin Hamas yang tinggal di negara itu selama kunjungan ke Ankara.
Kunjungan itu dilakukan dua bulan setelah Turki dan ‘Israel’ memulihkan hubungan diplomatik penuh setelah bertahun-tahun ketegangan.
Sejak 2020, para pejabat ‘Israel’ telah menuntut langkah nyata dari Turki untuk menyikapi kehadiran para pemimpin Hamas di Turki sebelum meluncurkan pembicaraan damai.
Namun Turki menolak, bahkan mempertahankan hubungan dengan gerakan tersebut dan terus menjadi tuan rumah bagi beberapa pemimpinnya di Istanbul.*