Di antara tiga hal yang jika dimiliki seseorang, dia akan mendapatkan pemeliharaan Allah dan dipenuhi rahmat-Nya, yakni saling memaafkan sebagaimana tradisi halalbihalal, demikian ringkasan kutbah Jumat kali ini
Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
Hidayatullah.com | SALAH satu akhlak utama seorang Muslim dan ‘penduduk akhirat’ adalah saling memaafkan. Di bawah ini naskah lengkap khutbah Jumat kali ini;
Khutbah Jumat Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Kaum Muslimin Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah
Halalbihalal menjadi istilah yang sering kita dengar di bulan Syawal. Ia menjadi pengisi kegiatan kita dalam berhari raya.
Berbagai kegiatan halalbihalal diadakan oleh banyak pihak. Sekolah-sekolah, pesantren-pesantren, universitas, instansi dan lembaga negara, sampai komunitas keluarga di pedesaan dan perkampungan, mengadakan tradisi yang satu ini.
Halalbihalal merupakan tradisi khas Indonesia. Halalbihalal mewujud menjadi khazanah kearifan lokal yang patut diapresiasi, untuk menghangatkan hablun minannas (tali persaudaraan) di antara kita.
Ada dua makna halalbihalal menurut Prof. Dr. M. Quraish Shihab. Pertama, makna dari segi hukum. Dari segi hukum halal adalah lawan kata dari haram.
Haram adalah sesuatu yang terlarang yang mengakibatkan dosa dan siksa jika dikerjakan. Sementara halal adalah sesuatu yang diperbolehkan dan tidak mengandung siksa serta dosa bagi yang mengamalkannya.
Dalam konteks tradisi halalbihalal, makna halal di sini adalah, “Menjadikan sikap kita terhadap pihak lain yang tadinya haram dan berakibat dosa, menjadi halal dengan jalan memohon maaf.”
Makna kedua, kata halal ditinjau dari segi bahasa bisa berarti menyelesaikan problem, meluruskan benang kusut, melepaskan ikatan, dan mencairkan yang beku.
Dari segi bahasa, halalbihalal menurut Dr Quraish Shihab, adalah “Suatu bentuk aktivitas yang mengantarkan para pelakunya untuk meluruskan benang kusut, menghangatkan hubungan yang tadinya membeku sehingga cair kembali, melepaskan ikatan yang membelenggu, serta menyelesaikan kesulitan dan problem yang menghadang terjalinnya keharmonisan hubungan.”
Dari dua makna yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa halalbihalal merupakan wadah bagi kita untuk melebur kesalahan dengan saling bermaafan, menyatukan hati dengan saling meridai, dan menyingkirkan rintangan yang menghambat terwujudnya persaudaraan yang sejati di antara kita, khususnya di antara sesama anggota keluarga.
Suka memaafkan kesalahan orang lain merupakan sifat terpuji yang wajib kita miliki. Memaafkan harus menjadi kebiasaan dalam hidup agar jiwa bersih dari kotoran-kotoran hati yang akan berdampak buruk.
Sikap memaafkan memiliki banyak keutamaan;
Pertama, dekat dengan takwa. Salah satu sifat yang akan mendekatkan kita kepada takwa adalah memaafkan kesalahan orang lain.
Sedalam apa pun kekecewaan yang kita rasakan, usahakan untuk memberi maaf, diminta atau tanpa diminta. Allah SWT berfirman :
وَاَنْ تَعْفُوْٓا اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۗ
“Pembebasan itu lebih dekat kepada takwa.” (QS. Al-Baqarah: 237)
Kaum Muslimin Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah
Kedua, memperoleh kemuliaan. Kemuliaan seorang muslim tidak terletak pada harta dan fisik. Tidak juga pada kedudukan dan status sosialnya.
Lalu di mana? Kemuliaan orang Islam terletak pada akhlak yang terpuji, di antaranya membiasakan diri dalam memaafkan kesalahan orang lain. Rasul ﷺ bersabda :
وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا
“Allah tidak menambahkan pada diri seorang hamba yang memaafkan melainkan menambahkan kemuliaan.” (HR. Muslim)
Ketiga, memperoleh perlindungan dan kasih sayang Allah SWT. Untuk mendapatkan perlindungan dan rahmat Allah, apalagi untuk kehidupan kita di akhirat kelak, langkah yang harus kita jejaki adalah memberi maaf atas kesalahan orang lain.
Rasul ﷺ bersabda :
ثلاث من كن فيه آواه الله في كنفه، ونشر عليه رحمته، وأدخله جنته : من إذا أُعطي شكر، وإذا قدر غفر، وإذا غضب فتر
“Ada tiga hal yang jika dimiliki seseorang, dia akan mendapatkan pemeliharaan Allah, akan dipenuhi dengan rahmat-Nya dan Allah akan senantiasa memasukkannya ke dalam lingkungan hamba-hamba yang mendapat cinta-Nya: (1) seseorang yang selalu bersyukur ketika Allah memberinya nikmat (2) seseorang yang meluapkan amarahnya tapi dia memilih untuk memberi maaf atas suatu kesalahan orang lain, dan (3) seseorang yang jika marah dia menghentikan rasa marahnya.” (HR. Hakim)
Kaum Muslimin Jamaah Jumat yang Dimuliakan Allah
Keempat, memaafkan adalah akhlak yang utama. Salah satu akhlak termulia dari penduduk dunia dan akhirat adalah memaafkan. Rasul ﷺ bersabda :
يا عقبة ألا أخبرك بأفضل أخلاق أهل الدنيا وأهل الآخرة تصل من قطعك وتعطى من حرمك وتعفو عمن ظلمك
Rasulullah ﷺ bersabda : “Wahai Uqbah, maukah kuberitahukan akhlak paling utama bagi penghuni dunia dan akhirat? Yaitu, menyambung hubungan terhadap orang yang memutus hubungan denganmu, memberi orang yang tidak mau memberimu, dan memaafkan orang yang pernah menganiayamu.” (HR. Hakim)
Kesimpulan khutbah Jumat pada siang hari ini adalah ketika kita mendapati orang lain melakukan kesalahan kepada kita, boleh-boleh saja kita membalas kesalahannya dengan balasan yang setimpal.
Tidak berlebihan sampai melampaui kesalahan yang dilakukannya. Sedangkan memaafkan kesalahan orang tersebut merupakan sikap yang lebih baik, sehingga Allah SWT menyiapkan pahala untuk hal ini :
وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim.” (QS. Asy-Syuura : 40).
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jumat Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Khutbah ini dikeluarkan Rabithah Alawiyah Kota Malang. Arsip lain terkait Khutbah Jumat bisa diklik di SINI. Artikel lain tentang keislaman bisa dibuka www.hidayatullah.com