Hidayatullah.com – Elbit Systems, perusahaan senjata ‘Israel’ yang produknya digunakan dalam serangan-serangan terhadap warga Palestina, melaporkan kenaikan tajam dalam laba kuartal.
Peningkatan ini didorong oleh meningkatnya permintaan dari militer zionis selama perang genosida mereka di Gaza dan di wilayah, termasuk Lebanon dan Suriah.
Melansir Middle East Eye pada Rabu (20/11/2024), perusahaan tersebut membukukan laba bersih sebesar 98,8 juta dolar AS (atau Rp 1,574 triliun) untuk periode Juli-September, naik hampir 30 persen dari 76,5 juta dolar AS (atau Rp 1,219 triliun) pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan tumbuh 14,4 persen, mencapai Rp 27,419 triliun, sebagian karena meningkatnya penjualan drone dan kenaikan 7 persen dalam pendapatan terkait kedirgantaraan.
Menurut Times of Israel, karena ‘Israel’ menghadapi berbagai ancaman keamanan dan perang Rusia-Ukraina terus berlanjut, teknologi pertahanan ‘Israel’ menarik minat yang tinggi baik dari entitas zionis sendiri maupun pembeli Eropa yang peduli dengan keamanan regional.
Elbit Systems juga mengumumkan kontrak baru senilai 335 juta dolar AS (atau Rp 5,340 triliun) untuk memasok sistem pertahanan, termasuk sistem artileri roket jarak jauh PULS dan UAV Hermes 900, ke sebuah negara di Eropa.
Meskipun protes terhadap terhadap genosida dan penjajahan ‘Israel’ terus meningkat, terutama dari kelompok-kelompok pro-Palestina, Elbit telah mendapatkan kontrak secara global.
Namun, hal ini menghasilkan tantangan, termasuk gangguan rantai pasokan, pembatasan ekspor, kenaikan biaya transportasi. Terbaru, pemerintah Prancis mengusulkan untuk tidak melarang keterlibatan perusahaan-perusahaan senjata ‘Israel’ seperti Elbit dalam pameran-pameran pertahanan internasional.
Pada bulan Oktober, kantor Elbit Systems di Gothenburg, Swedia, menjadi sasaran penembakan, sementara itu, di London, para pengunjuk rasa melemparkan cat merah ke kantor Allianz, sebuah perusahaan keuangan Jerman, sebagai bentuk protes atas hubungannya dengan Elbit.
Pada bulan Agustus, tujuh orang didakwa melakukan perampokan dan kekerasan di sebuah gudang yang terkait dengan Elbit di dekat Bristol, Inggris barat daya.*