Hidayatullah.com– Pengadilan di Malaysia menjatuhkan hukuman denda atas seorang wanita Singapura yang berbohong mengaku nyaris menjadi korban penculikan di sebuah mall di Johor Bahru, dekat perbatasan Malaysia dengan Singapura.
Amyra Laila Ho, yang di media sosial menggunakan nama Venus Ho, menjadi viral setelah mengklaim bahwa sepasang suami-istri berusaha menculiknya setelah memaksa dirinya untuk menghirup aroma daun teh yang membuat dirinya pusing dan mati rasa.
Ho mengaku bersalah karena memberikan informasi palsu kepada petugas kepolisian dan didenda 1.000 ringgit ($228), yang segera dibayarnya, lapor media Singapura dan Malaysia seperti dilansir BBC Selasa (29/1/2025).
Lewat akun Venus Ho di Instagram, dia menceritakan secara detail upaya “penculikan” tersebut. Di dalam ceritanya itu – yang kemudian dihapus – Ho mengaku upaya penculikan dilakukan setelah dia menolak untuk membeli daun teh dari pasangan tersebut. Si laki-laki memegangi lengannya sambil berpura-pura sebagai suaminya, sementara si perempuan mengambil tasnya yang berisi uang 400 ringgit.
Ho mengatakan kedua orang itu kabur dan mendorongnya hingga terjerembab di lantai ketika pengunjung mall yang lalu-lalang mulai memperhatikan gerak-gerik mereka.
Namun, pihak kepolisian setelah melakukan penyelidikan membantah klaim Ho tersebut, yang menyulut diskusi panas tentang keamanan di Johor Bahru.
“Berdasarkan rekaman CCTV dan bukti-bukti teknis, tidak ada pergerakan yang melibatkan korban di lokasi tersebut,” kata M Kunar, kepala kepolisian negara bagian Johor, di mana kota Johor Bahru berada.
Johor Bahru berada di satu ujung dari jembatan khusus sepanjang sekitar satu kilometer yang menghubungkan wilayah ujung Malaysia dengan bagian utara negara kota Singapura. Sekitar 300.000 orang setiap harinya menyeberangi jembatan itu baik untuk keperluan bekerja, berwisata dan lainnya, sehingga menjadikannya sebagai salah satu perlintasan perbatasan yang paling sibuk di dunia. Singapura dan Malaysia baru-baru ini menetapkan kawasan tersebut sebagai zona ekonomi khusus, di mana mereka berharap dapat menarik lebih banyak investasi.
Kepada awak media M Kunar menjelaskan bahwa setelah Ho memuat cerita tersebut di Instagram, banyak warganet yang berkomentar perihal isu tersebut, sehingga memberikan kesan Johor merupakan daerah yang berbahaya dan tidak aman bagi wisatawan.
Polisi Malaysia itu memperingatkan bahwa tindakan tegas akan diambil terhadap siapa saja yang dengan sengaja menyebarkan kabar palsu, atau memanipulasi fakta sehingga menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan di masyarakat.*