Hidayatullah.com—Pejuang Al-Qassam muncul di “Poros Netzarim” untuk menerima penduduk Jalur Gaza utara yang kembali dari pengungsian setelah 15 bulan genosida ‘Israel’.
Dengan berseragam dan bersenjata mereka mengawasi gerakan massa yang pulang ke rumah mereka yang hancur setelah lebih 470 hari dalam kondisi terlunta-lunta diiringi rasa lapar tanpa makanan.
Dalam sebuah video yang menyebar di akun X, terlihat pejuang Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas melambai. Sementara tidak sedikit warga meminta bersalaman dan berfoto sebagai kenang-kenangan.
Rekaman tersebut menunjukkan para pemuda membersihkan jalan dengan peralatan yang tersedia dan mengecat dinding, sebagai persiapan menyambut kedatangan para pengungsi, yang terpisah dari keluarga mereka akibat agresi di kedua sisi Jalur Gaza.
Para pemuda tersebut menulis kalimat sambutan untuk para pengungsi di tembok Kota Gaza dan di dalam lingkungan sekitar, untuk merayakan kepulangan mereka ke rumah mereka.
Ribuan pengungsi dari wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza berbondong-bondong, melalui Jalan Al-Rashid dan Salahuddin, untuk kembali ke Jalur Gaza utara setelah lebih dari satu tahun tiga bulan terpaksa menderita dalam pengungsian.
Menurut catatan, sudah lebih dari 300 ribu pengungsi telah kembali ke Gaza Utara menyusul adanya perjanjian gencatan senjata antara penjajah ‘Israel’ dan Hamas.
“Lebih dari 300.000 orang yang mengungsi dari wilayah gubernuran Gaza selatan dan tengah kembali ke Gaza dan wilayah gubernuran Gaza utara hari ini melalui Jalan Al-Rashid (barat) dan Salahudddin (timur), setelah 470 hari,” kata Kantor Media Gaza, hari Senin (27/1/2025) dalam sebuah pernyataan.
Para pengungsi berjalan kaki dari daerah “Tabet Al-Nuwairi”, sebelah barat kota Nuseirat, melewati “Poros Netzarim”, setelah tentara penjajah ‘Israel’ mundur dari sana.
Sementara itu, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menegaskan bahwa pemandangan kerumunan besar rakyat kami yang kembali ke daerah mereka dimana mereka terpaksa mengungsi, meskipun rumah mereka hancur, menegaskan kehebatan rakyat kami dan ketabahan mereka di tanah air mereka. meskipun ada rasa sakit dan tragedi yang mendalam.
Hamas menjelaskan dalam pernyataan persnya bahwa adegan-adegan yang dipenuhi dengan kegembiraan untuk kembali ke tanah air, kecintaan terhadap tanah air, dan ketaatan terhadap tanah tersebut adalah “sebuah pesan bagi semua pihak yang bertaruh untuk melanggar keinginan rakyat kami dan mengusir mereka dari tanah mereka.”
Laporan tersebut menegaskan kembali penekanannya bahwa kembalinya para pengungsi ke rumah mereka sekali lagi membuktikan kegagalan penjajah dalam mencapai tujuan agresifnya untuk menggusur orang-orang kami dan mematahkan keinginan mereka untuk bertahan.
“Kami mendukung orang-orang hebat kami pada momen bersejarah ini,” ujar pernyataan Hamas, dikutip Shehab, sambil menyerukan peningkatan pengiriman semua bahan bantuan ke seluruh wilayah Jalur Gaza.
Diketahui, perjanjian gencatan senjata Gaza yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025 itu menghentikan perang genosida ‘Israel’ yang telah membunuh lebih dari 47.300 orang Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 111.400 orang sejak 7 Oktober 2023.*