Hidayatullah.com – Memasuki bulan Ramadhan, kurma menjadi hidangan berbuka puasa yang paling diminati oleh masyarakat Muslim. Karenanya gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) Maroko mengingatkan masyarakat untuk tidak terkecoh kurma yang terkait dengan ‘Israel’.
Dalam pernyataan yang dirilis pada pekan lalu, BDS cabang Maroko menghimbau agar masyarakat waspada terhadap kurma Medjool ‘Israel’ yang mungkin dikemas ulang dengan label berbeda untuk menghindari boikot.
“Kami memperingatkan bahwa beberapa eksportir kurma Zionis mengemasnya dengan merek Palestina-Yordania atau mengemas ulang di Maroko dengan label lokal […] Hindari merek-merek yang mencurigakan atau tidak dikenal,” ujar kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.
BDS Maroko mengungkapkan bahwa mereka tidak menemukan kurma bermerek ‘Israel’ secara eksplisit di pasar negara itu pada tahun ini.
‘Israel’ adalah salah satu produsen kurma terbesar di dunia, terutama jenis Medjool. Namun, sekitar 40 persen kurma ‘Israel’ berasal dari perkebunan di permukiman ilegal di Tepi Barat yang diduduki, menurut Kampanye Solidaritas Palestina.
Para pekerja Palestina, termasuk anak-anak, sering kali dipekerjakan dalam kondisi yang melelahkan untuk memanen kurma, di bawah terik panas ekstrem dan kondisi berbahaya.
Produsen kurma ‘Israel’ dilaporkan berupaya menembus aksi boikot. Media ‘Israel’ Haaretz pada tahun lalu melaporkan bahwa beberapa perusahaan telah mengubah label produk untuk menyembunyikan asal usul sebenarnya kurma mereka.
Sebagai tanggapan, BDS mendesak para pembeli Maroko untuk mendukung merek-merek lokal dan usaha-usaha kecil setempat yang kualitasnya tidak kalah dari merk pendukung ‘Israel’.
“Selama Ramadan, mari kita tingkatkan kampanye boikot untuk mencegah musuh Israel dan para pendukungnya mengambil keuntungan dari meja buka puasa,” ujar BDS Maroko sembari merinci daftar perusahaan-perusahaan yang menjadi target, salah satunya Carrefour.
Perusahaan raksasa ritel asal Prancis tersebut telah dimasukkan ke dalam daftar hitam oleh kelompok BDS atas dugaan kemitraannya dengan perusahaan-perusahaan ‘Israel’ yang beroperasi di permukiman ilegal.
Carrefour telah menutup cabang-cabangnya di Yordania dan Oman, akibat boikot berkepanjangan.
Di Maroko, pemegang waralabanya, LabelVie, mengelola lebih dari 70 toko, dan para aktivis telah menekannya untuk memutuskan hubungan dengan perusahaan induknya.
Jaringan restoran cepat saji McDonald’s, yang telah lama menjadi target boikot, mendapat sorotan setelah waralaba Israel-nya memberikan makanan gratis kepada para tentara.
BDS Maroko telah menyerukan tekanan konsumen yang berkelanjutan terhadap jaringan restoran tersebut dan perusahaan-perusahaan lain yang dituduh ‘memungkinkan’ genosida ‘Israel’ di Gaza.
“Mari kita boikot semua perusahaan yang terlibat yang tetap diam ketika cabang atau pemilik waralaba mereka di negara penjajah mendukung genosida,” desak kelompok tersebut.*