Hidayatullah.com – Perkumpulan Organisasi Pengelola Zakat atau POROZ bersama Al Khair Foundation menggelar diskusi bertajuk “The Socio-Economic Impact of Qurban Initiatives in Gaza Strip” pada Senin (05 Mei 2025).
Founder dan Chairman Al-Khair Foundation, Imam Qasim Rashid Ahmad menyatakan
bahwa tidak perlu lagi mempertanyakan tentang kedermawanan masyarakat Indonesia. “Saya setuju Indonesia sangat peduli kepada masyarakat Palestina,” ujar Syekh Qasim dalam sambutannya di Gedung Menara Dakwah, Kramat Raya No 45, Jakarta Pusat.
Untuk tahun ini, sambung Qasim lembaganya akan memastikan tempat penyembelihan sesuai dengan standar syariah, termasuk di Pakistan dan India. “Afrika dan Pakistan dijadikan rumah qurban, dengan proses pengalengan dilakukan di tempat yang sama. Mereka memiliki resep khusus dan mampu memberikan olahan daging yang berkualitas,” tambahnya.
Hingga saat ini, telah tersampaikan sekitar 3 juta kaleng daging qurban yang masih dikonsumsi masyarakat Palestina. Proses penyembelihan dilakukan di Afrika, meskipun terdapat keterlambatan karena situasi keamanan dan gencatan senjata. “Kami harus memastikan keamanan dalam proses distribusi, meskipun terdapat penundaan,” tandasnya.
Sementara itu, Pengamat Timur Tengah dan Isu Palestina, Muhammad Pizaro Gozali Idrus mengatakan di masa lalu, apa yang menimpa Palestina pernah dirasakan bangsa Indonesia. Hanya saja, kondisi di Palestina saat ini jauh lebih buruk.
“Indonesia memiliki kebijakan yang aktif dalam mendukung Palestina. Kita tidak bisa mengharapkan gencatan senjata dalam jangka pendek. Namun jika kita semua bergerak bersama dari semua sektor, kita dapat membuat perbedaan,” ungkap Pizaro yang juga penulis beberapa buku ini.
Adapun, Erik Yusuf dari Sanubari Palestina, Komunitas Kolaborasi Seniman dan Artis Peduli Rakyat Palestina. Dia menjelaskan bahwa lembaga yang baru terbentuk itu memiliki semangat, dan fokus pada pemahaman literasi masyarakat Indonesia.
“Masih banyak rakyat Indonesia yang belum sepenuhnya memahami mengapa kita harus mendukung saudara-saudara kita dari Palestina, baik dari perspektif historis maupun apa yang sebenarnya terjadi di sana,” ujar Ustadz Erik.
Menurutnya, dukungan untuk Palestina tidak hanya diwujudkan melalui aksi di lapangan, tetapi juga melalui berbagai instrumen seperti studio, bioskop, dan media kreatif lainnya.
“Ini adalah pekerjaan para artis atau seniman untuk menunjukkan dukungan mereka. Banyak seniman telah menyuarakan dukungan untuk Palestina melalui berbagai karya,” ungkapnya.
Erik melanjutkan pada tanggal 12 Juni mendatang, komunitasnya akan merilis film Gaza. “LSM Poros dan berbagai LSM lainnya bergabung untuk mewujudkan proyek film ini. Film ini diproduseri juga oleh Asma Nadia,” katanya./*Fuad Azzam/Hidayatullah.com