Hidayatullah.com–Campur tangan berkelanjutan Iran terhadap urusan internal negara-negara Arab mendapat kritik keras melalui surat yang didistribusikan ke Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam surat kepada Ketua Sidang Majelis Umum PBB, Peter Thomson, 11 negara yaitu Arab Saudi; Emeriah Arab (UEA); Bahrain; Mesir; Yordania; Kuwait; Maroko; Oman; Qatar; Sudan dan Yaman, juga mengecam tindakan Iran mensponsori terorisme di wilayah itu – terutama di Yaman ketika menyediakan dukungan keuangan, strategi dan militer kepada Pemberontak Syiah Houthi (Hautsi).
Dikutip laman Arabnews, Ahad (13/11/2016), kelompok 11 negara itu memperingatkan anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang kebijakan perluasan kekuasaan Iran, pelanggaran secara terang-terangan kedaulatan negara, gangguan yang berkelanjutan dalam hal Joni internal negara Arab dan memicu ketegangan di Timur Tengah.
Tindakan Iran memberi pelatihan militer kepada militan Syiah Houthi, menyelundupkan senjata dan amunisi ke Yaman, adalah pelanggaran terang-terangan Resolusi 2216 dan 2231 Dewan Keamanan PBB, kata kelompok 11 negara itu.
Perdana Menteri Yaman Tuduh Iran latih 6000 Pemberontak Syiah Houthi
Semua negara itu juga mengutuk serangan militan Houthi ke atas kapal publik UEA ‘Swift’ di Selat Al-Mandab 1 Oktober lalu – pelanggaran jelas terhadap hukum internasional, yang mana Dewan Keamanan menganggapnya sebagai ancaman bagi kebebasan pelayaran kapal penumpang.
Kelompok 11 negara itu juga mengatakan, kombinasi dari menciptakan pemerintah yang sah di Yaman diluncurkan dalam menanggapi permintaan pemerintah negara itu, menurut hukum internasional.
Kelompok itu juga mendesak Iran juga menyerahkan kembali tiga pulau milik UAE di Teluk Arab yaitu Greater Tunb, Lesser Tunb, dan Abu Musa.
Surat itu ditandatangani oleh semua perwakilan tetap negara tersebut ke PBB, dan didistribusikan ke 193 negara anggota lain.*