Hidayatullah.com– Militer Thailand mengatakan pihaknya siap untuk melancarkan operasi tingkat tinggi guna menangkal segala pelanggaran terhadap wilayah kedaulatannya, menyusul bentrokan maut dengan tentara tetangga Kamboja pekan lalu.
Militer Thailand dalam sebuah pernyataan yang dirilis Kamis malam (5/6/2025) mengatakan bahwa informasi intelijen yang dikumpulkannya mengindikasikan bahwa Kamboja sudah meningkatkan kesiapannya di perbatasan, sementara upaya-upaya diplomatik sedang dilakukan.
Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra, hari Jumat (6/6/2025), menggelar rapat dengan Dewan Keamanan Nasional dan mengatakan bahwa sementara militer sudah siap untuk mempertahankan kedaulatan Thailand, tetapi pengerahan pasukan akan dilakukan pada waktu yang tepat, dan upaya-upaya damai patut diambil.
“Pemerintah dan militer bekerja sama dan saling mendukung,” imbuh Paetongtarn, seperti dilansir Reuters.
Beberapa hari terakhir, Thailand dan Kamboja terlibat silang pendapat menyusul bentrokan singkat di sebuah daerah perbatasan yang tidak bertanda pada 28 Mei, yang merenggut nyawa seorang tentara Kamboja.
Bentrokan mematikan antara Kamboja dan Thailand terakhir kali terjadi pada tahun 2011 dengan obyek sengketa Preah Vihear, kuil berusia 900 tahun yang menjadi inti pertikaian sejak puluhan tahun silam dan membangkitkan sentimen nasionalis di masing-masing negara.
Mahkamah Internasional pada 2013 memenangkan Kamboja dalam mengklarifikasi keputusan tahun 1962 yang memberikannya yurisdiksi atas kuil tersebut.
Kamboja pekan ini mengatakan akan membawa sengketa atas empat area perbatasan ke ICJ dan meminta pihak Thailand untuk bekerja sama. Namun, Thailand mengatakan tidak mengakui yurisdiksi ICJ dalam gugatan itu*