Hidayatullah.com – Pesawat-pesawat tempur ‘Israel’ yang kembali dari misi di Iran dilaporkan menjatuhkan sisa bom mereka di Gaza. Ini bukan strategi militer, namun ini adalah keputusan yang didorong oleh efisiensi bahan bakar, lansir Quds News Network pada Rabu (02/07/2025). Hal ini mengubah Gaza menjadi target serangan bom, yang sisa maupun yang tidak.
Menurut laporan Maariv, media berbahasa Ibrani, pesawat tempur Angkatan Udara ‘Israel’ memiliki kelebihan amunisi setelah mencegat drone dan rudal dalam perang mereka melawan Iran.
Bukannya kembali ke pangkalan dengan sisa muatan, para pilot ‘Israel’ meminta untuk menjatuhkan bom yang tersisa ke Gaza. Ruang kendali dilaporkan menyetujui.
Inisiatif para pilot ini kemudian dengan cepat berubah menjadi kebijakan militer.
Selama 12 hari berturut-turut, puluhan pesawat tempur ‘Israel’ terbang di atas Gaza setelah menjalankan misi di Iran. Mereka menjatuhkan ratusan rudal di lingkungan di Gaza utara dan Khan Younis. Tujuannya adalah untuk “mendukung pasukan darat” dan “memaksimalkan efisiensi,” menurut pejabat AU ‘Israel’.
Komandan Angkatan Udara penjajah, Mayjen Tomer Bar, memuji para pilot. Ia memerintahkan praktik tersebut diperluas ke semua skuadron. Hingga kebijakan itu menjadi rutinitas. Tidak diperlukan pasukan baru. Pengeboman semakin intensif tanpa pengerahan pasukan tambahan.
Selama perang ‘Israel’ selama 12 hari di Iran dari tanggal 13 hingga 24 Juni 2025, penjajah ‘Israel’ membunuh lebih dari 800 warga Palestina di Gaza. Pada tanggal 17 Juni saja, sedikitnya 59 orang tewas di dekat Khan Younis saat berupaya mengakses bantuan makanan.
Peningkatan tajam jumlah korban terjadi di tengah penghentian hampir total bantuan kemanusiaan, yang diberlakukan oleh ‘Israel’ dengan alasan mencegah Hamas menyita bantuan kemanusiaan, sebuah klaim yang berulang kali dibantah oleh PBB.*