Hidayatullah.com–Pemerintah Jordania menarik duta besarnya dari ‘Israel’ sebagai protes keras karena ‘Israel’ melakukan kekerasan di areal suci Masjid al-Aqsha.
“Aksi ‘Israel’ ini merupakan yang pertama kali sejak perdamaian dilakukan pada tahun 1994,” kata pejabat Jordania sebagaimana dikutip Aljazeera pada Rabu (05/11/2014).
Pekan lalu penjajah ‘Israel’ telah menutup tempat suci ketiga umat Islam tersebut di tengah-tengah ketegangan yang terjadi antara ‘Israel’ dan Palestina.
Rupanya hal itu membuat marah Raja Jordania, Abdullah yang mempunyai tanggung jawab mengurus kompleks masjid itu dan tempat-tempat suci lainnya di sektor Timur Yerusalem yang dianeksasi Israel.
Sebagaimana diketahui, status Jordania sebagai pemelihara ditetapkan dalam perjanjian perdamaian dengan Israel tahun 1994.
Raja Abdullah hari Ahad berikrar akan menentang setiap usaha Israel untuk mengubah status tempat-tempat suci Muslim atau Kristen di Jerusalem
Selain menarik duta besarnya, pemerintah Jordania juga berencana akan melayangkan protes melalui surat resmi kepada dewan keamanan PBB mengenai kekerasan yang dilakukan ‘Israel’ di Yerussalem timur.
Sebelumnya, Negara Swedia juga menarik duta besarnya di ‘Israel’ sebagai protes keras terhadap sikap ‘Israel’ yang membangkang perjanjian gencatan senjata dengan Palestina serta meneruskan pembangunan permukiman di Yerusalem Timur.
Selain menarik duta besarnya, Swedia juga mengakui Palestina sebagai sebuah Negara./Luqman Hakim