Hidayatullah.com– Sedikitnya 2.000 mahasiswa dan pendukung mengadakan aksi protes di Australia terhadap serangkaian serangan yang diduga terjadi akibat perbedaan ras. Pada salah satu serangan terbaru di Melbourne, seorang mahasiswa mengalami kondisi kritis akibat diserang dengan sebuah obeng.
Aksi protes bermula dari rumah sakit saat seorang mahasiswa luka parah dan berjuang hidup akibat serangan terhadap dirinya. Sravan Kumar Theerthala, 25, ditusuk dengan sebuah obeng pekan lalu.
Aksi protes ini digambarkan berjalan damai, meskipun situs web koran setempat Melbourne Age menunjukkan foto terjadinya kerusakan di sebuah stasiun kereta api utama setelah sejumlah peserta aksi protes dilaporkan melempar roket.
Terjadi lebih dari 70 serangan tahun lalu, sementara sedikitnya 4 serangan terjadi dua pekan terakhir.
Polisi membantah serangan ini terjadi dilatari oleh perbedaan ras, menurut mereka para korban mahasiswa tersebut hanya berada di tempat dan waktu yang salah.
Menurut polisi aksi kejahatan ini semata “kebetulan” belaka, di mana mahasiswa India dianggap sebagai “sasaran empuk”.
Mahasiswa asal India biasanya bepergian seorang diri, sampai larut malam — apakah pulang belajar atau bekerja — dan biasa membawa barang berharga seperti laptop dan telepon genggam, kata Deputi Komisioner Police Victoria Kieran Walshe.
Tujuan belajar
Namun para mahasiswa dan pejabat India menuntut polisi beraksi, termasuk menambah jumlah pasukan di stasiun kereta api serta di daerah bermasalah lain.
Persatuan mahasiswa, yang menyelenggarakan aksi protes ini, juga menyerukan agar pemerintah India menyebut Australia sebagai negara tujuan yang tidak aman bagi mahasiswa India jika serangan terus berlanjut.
Diperkirakan terdapat sekitar 90.000 mahasiswa India yang sedang belajar di universitas-universitas Australia.
Isu ini menarik perhatian sejumlah media utama di India – memaksa pemerintah India agar menyampaikan keprihatinan mereka terhadap pejabat Australia dalam pertemuan tingkat tinggi antar pemerintah.
Salah seorang bintang film terkenal India, Amitabh Bachchan, menolak gelar kehormatan yang diberikan Universitas Teknologi Queensland, dengan mengatakan dia tidak bisa menerima gelar tersebut ditengah situasi seperti ini.
“Nurani saya sangat tidak tenang saat ini” akibat berbagai serangan tersebut, Bachchan menulis dalam situs web-nya. [bbc/hidayatullah.com]