Senapan runduk Al-Ghoul buatan lokcal, M-99 asal Tiongkok dan SV-99 buatan Rusia tetap jadi senjata andalan penembak jitu pejuang Palestina menghadang pasukan penjajah “Israel’ di Gaza
Hidayatullah.com | PENEMBAK JITU telah menjadi salah satu senjata paling mematikan yang digunakan oleh faksi-faksi pejuang Palestina dalam menghadapi invasi militer “Israel’ ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Berbagai cuplikan video memperlihatkan para penembak jitu Palestina yang melakukan penyergapan terhadap tentara penjajah “Israel’, memperkuat kesan bahwa kemampuan tempur taktis elompok-kelompok ini terus berkembang.
Salah satu senjata utama dalam operasi penembakan jarak jauh tersebut adalah senapan runduk “Al-Ghoul”, senjata buatan lokal yang dikembangkan oleh Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas.

Menurut situs militer Army Recognition, “Al-Ghoul” merupakan hasil modifikasi dari senapan Iran “AM-50 Sayyad”, yang sendiri mengadopsi desain dari senapan runduk “HS-50” buatan Austria.
Berbeda dari pendahulunya yang menggunakan peluru kaliber 12,7 x 99 mm, versi Palestina ini mengadopsi peluru 14,5 mm, menjadikannya lebih kuat dalam penetrasi terhadap kendaraan lapis baja ringan maupun target tak berpelindung.
Dengan panjang sekitar 1,5 meter dan jangkauan efektif hingga 1.500 meter, “Al-Ghoul” menjadi simbol inovasi militer dalam kondisi blokade total.
Selain “Al-Ghoul”, senapan runduk asal Tiongkok “M-99” juga terlihat dalam dokumentasi video sejumlah operasi di Gaza. Senapan ini menggunakan peluru kaliber 12,7 x 108 mm dan dirancang untuk menembus kendaraan lapis baja ringan dalam jangkauan efektif.
Situs Military Factory menyebutkan bahwa “M-99” memiliki desain ergonomis dan akurasi tinggi, menjadikannya cocok untuk pertempuran jarak jauh.

Pengamat militer menduga senjata-senjata seperti “M-99” masuk ke Gaza melalui jalur penyelundupan kompleks yang melibatkan jaringan logistik regional, termasuk terowongan bawah tanah, perairan, dan dukungan dari sekutu eksternal seperti Iran.
“M-99 Jiujiang” merupakan anti-materiel 12,7 mm, dan proyektilnya dapat menembus kendaraan lapis baja dan tank. Dengan 1,5 meter panjang, berat 12 kilogram, dapat menampung 5 peluru
Meski sulit diverifikasi secara independen, aliran senjata berat ke Gaza menunjukkan tantangan serius bagi sistem blokade militer penjajah “Israel’.

Dalam beberapa operasi, senapan-senapan runduk ini terbukti efektif melumpuhkan perwira dan pasukan “Israel’ di medan pertempuran.
Laporan dari medan menyebutkan bahwa tak sedikit operasi infanteri “Israel’ yang terganggu akibat ancaman penembak jitu, terutama di kawasan padat seperti Gaza Utara dan Khan Younis.
Selain itu, sejumlah sumber juga menyebutkan kemungkinan penggunaan senapan senyap “SV-99” buatan Rusia oleh kelompok pejuang Palestina.
Senjata ringan ini menggunakan peluru 22 LR dan dilengkapi peredam suara bawaan, menjadikannya ideal untuk operasi khusus jarak dekat di area urban. Meski tidak sekuat senapan kaliber besar, “SV-99” memiliki keunggulan dalam operasi infiltrasi dan eliminasi diam-diam.
Sejak awal genosida penjajah “Israel’ 7 Oktober 2023, korban jiwa dari pihak Palestina yang gugur melebihi 50.000 orang, dengan lebih dari 80.000 lainnya luka-luka.
Di pihak penjajah, tercatat lebih dari 3.600 korban dari kalangan tentara dan perwira, di luar 1.200 warga yang tewas dalam serangan awal faksi Palestina ke wilayah permukiman “Israel’ pada Oktober 2023.
Kemunculan senapan-senapan runduk canggih di tangan kelompok pejuang menandai babak baru dalam peperangan asimetris di Gaza.
Keberhasilan mereka dalam memproduksi dan mengoperasikan senjata semacam “Al-Ghoul”, serta memperoleh senapan seperti “M-99” dan “SV-99”, memperlihatkan bahwa medan tempur Gaza bukan hanya soal jumlah pasukan, tetapi juga efektivitas dan kecanggihan taktik serta persenjataan.*