Hidayatullah.com—Perkembangan kekuatan milisi Hizbullah ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2006, saat militer Israel menggelar perang yang menewaskan 1.191 warga sipil Libanon dan 43 warga sipil Israel.
Hizbullah telah menambah roketnya menjadi 40.000 buah dan melatih pasukannya untuk menggunakan misil darat-ke-darat yang dapat menghantam Tel Aviv, dan misil anti-pesawat tempur yang dapat menantang dominasi Israel di atas langit Libanon. Brigadir Jenderal Alon Friedman, wakil kepala Komando Israel Utara, kepada The Times mengatakan bahwa pertempuran dapat pecah kapan saja.
Kekhawatiran dia berdasar pada pernyataan pemimpin tertinggi Hizbullah, Sheikh Hassan Nasrallah, yang mengingatkan jika wilayah pinggiran di sebelah selatan Beirut dibombardir seperti perang tiga tahun lalu, maka Hizbullah akan menggelar serangan balasan ke kota terbesar Israel, Tel Aviv.
“Kami telah mengubah keseimbangan dari yang ada sebelumnya,” kata Nasrallah. “Kini antara pinggiran selatan versus Tel Aviv, bukan Beirut versus Tel Aviv,” tegas dia, dikutip dari The Times, Rabu (5/8).
Langkah Hizbullah memperkuat persenjataan dilakukan untuk mempertahankan diri dari serangan Israel. Alasan riil lainnya adalah upaya kerja sama dengan sekutunya, Iran. Jika Israel membuktikan ancamannya untuk menyerang fasilitas nuklir Iran, maka pembalasan dendam akan muncul dari Hizbullah di Libanon.
Sumber kemiliteran yang dekat dengan Hizbullah menyatakan bahwa kelompok itu ingin meningkatkan jumlah dan efektivitas sistem pertahanan udaranya. Hizbullah yakin dapat memperoleh misil SA18 dalam jumlah besar. Misil SA18 dapat menghancurkan helikopter dan jet tempur Israel yang terbang rendah.
Sementara sumber intelijen Barat menyebutkan bahwa para pejuang Hizbullah mendapatkan pelatihan di Suriah untuk sistem SA8. Misil SA8 yang dipandu radar diluncurkan dari kendaraan berjalan dan memiliki ketinggian maksimum 36.000 kaki atau setara 11.000 meter, sehingga dapat menjadi ancaman serius.
Israel mengklaim Hizbullah telah melipat-tigakan jumlah roket udara ke udara semenjak 2006, menjadi 40.000.
“Hizbullah tidak hanya mengganti mesiunya, tapi juga memutakhirkan misil-misilnya,” ujar Danny Ayalon, Wakil Menteri Luar Negeri Israel. “Mereka kini membual jika mereka dapat menghantam Tel Aviv.”
Masih menurut sumber intelijen Barat, Hizbullah berharap dapat menerima versi teranyar roket Fateh-110 buatan Iran, yang dapat membawa hulu ledak sebesar 500 kilogram dengan jangkauan lebih dari 200 kilometer. Para pejabat Hizbullah menolak memberikan detail mengenai perkembangan kekuatan militernya. Namun mereka tidak membantah bahwa mereka telah bersiap untuk menghadapi perang kembali.
“Hizbullah saat ini dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan Juli 2006,” kata Sheikh Naim Qassem, wakil pemimpin Hizbullah.
“Dan jika Israel berpikir mereka dapat menimbulkan kerusakan lebih banyak pada kami, mereka tahu kami juga dapat memberikan kehancuran lebih pada mereka,” ancam dia. [gbl/hidayatullah.com]