Hidayatullah.com—Untuk pertama kalinya sejak Perang Dingin, pemerintah Jerman berencana akan mengeluarkan perintah agar warganya menimbun makanan dan air untuk berjaga-jaga jika terjadi serangan atau bencana, lapor koran Frankfurter Allgemeine Sonntagszeitung (FAS) hari Ahad (21/8/2016) seperti dilansir Reuters.
Jerman saat ini sedang berada dalam kewaspadaan tinggi, setelah terjadi dua serangan yang diklaim oleh ISIS dan insiden penembakan brutal oleh seorang pemuda belasan tahun yang mengalami gangguan mental bulan lalu. Awal bulan ini Berlin mengumumkan akan dilakukan penambahan pengeluaran untuk kepentingan kepolisian dan pasukan keamanan, serta pembentukan unit khusus guna memerangi kejahatan siber dan terorisme.
“Masyarakat akan diharuskan bertanggung jawab atas suplai untuk sepuluh hari kebutuhan makanannya masing-masing,” kata koran tersebut mengutip “Konsep Pertahanan Sipil” yang disusun oleh Kementerian Dalam Negeri Jerman.
Koran terkemuka itu juga mengatakan bahwa komite di parlemen sebenarnya yang diserahi tugas membahas strategi pertahanan sipil tersebut pada tahun 2012.
Seorang jubir Kemendagri mengatakan rencana itu akan dibahas dalam rapat kabinet hari Rabu lusa dan telah dipresentasikan oleh kementerian hari Ahad petang. Dia menolak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang isi rencana itu.
Menurut laporan FAS, berdasarkan rencana tersebut warga diharuskan menyetok air minum untuk kebutuhan selama lima hari.
Sebagai tindakan berjaga-jaga jika ada ancamann yang membahayakan jiwa mereka di masa datang, warga diimbau untuk memiliki cadangan persedian kebutuhannya masing-masing.
Rencana itu juga menyebutkan perlunya sistem peringatan atau alarm yang dapat diandalkan, perlindungan struktur bangunan yang lebih baik, serta penambahan kapasites dalam sistem kesehatan.
Lebih jauh, dukungan untuk mempersenjatai warga sipil juga diperlukan.
Sebelumnya pada bulan ini, Menteri Pertahanan Jerman mengatakan bahwa negara itu berada dalam “bidikan terorisme” dan mendesak agar militer lebih banyak berlatih bersama dengan anggota kepolisian guna bersiap-siap menghadapi serangan teroris dalam skala besar.*