Hidayatullah.com–Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berharap agar warga Muhammadiyah tidak mempermasalahkan Pembukaan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui teleconference dari kota Madinah.
“Ini merupakan bentuk silaturrahim baru. Presiden yang direncanakan membuka, sedang melakukan kunjungan kenegaraan dan ibadah umrah. Maka dicarikan solusi terbaik pembukaan Muktamar Muhammadiyah oleh Presiden secara teleconference,” kata Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin kepada wartawan di Jakarta, kemarin.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono direncanakan membuka Muktamar Satu Abad Muhammadiyah pada 3 Juli 2010 di Yogyakarta. Namun pada tanggal tersebut Presiden sedang dalam rangkaian kunjungan kenegaraan, yaitu mengikuti KTT G-20 di Kanada, kunjungan ke Turki, dan melaksanakan ibadah umrah.
Karena pembukaan Muktamar tidak mungkin ditunda, ujar Din, dicapai kesepakatan dengan Istana bahwa pembukaan dilakukan secara teleconference dari Madinah Almunawaroh, Saudi Arabia. “Ini jangan dijadikan komoditi politik muktamar untuk menjegal calon tertentu,” harapnya.
Menurut Din, langkah melakukan pembukaan muktamar melalui teleconference, merupakan sesuatu yang baru dengan memanfaatkan era digital. “PP Muhammadiyah setuju langkah itu dan ini suatu modus baru. Saat ini sedang dipersiapkan oleh Istana dan kantor Menkominfo,” katanya.
Dia juga berharap agar warga Muhammadiyah tidak berprasangka buruk kepada Presiden.
“Tidak ada pretensi dari Presiden melecehkan Muhammadiyah. Ini hanya masalah kondisional, karena Presiden sedang melakukan kunjungan kenegaraan,” katanya.
Dalam hal pemilihan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din mengakui tak tertutup kemungkinan adanya intervensi pihak lain untuk menggolkan calonnya. “Namun demikian, Muhammadiyah yang sudah memiliki tata cara pencalonan pengurus yang khas, tidak mungkin hal itu bisa dilakukan,” tegasnya. [an/hidayatullah.com]