Hidayatullah.com– Menurutnya, isu tersebut merupakan tuduhan terhadap JAT, karena JAT belum punya kepengurusan untuk wilayah Sumatera Utara.
“Ini jelas fitnah, karena JAT di luar Jawa baru ada di NTB di Bima, belum ada perwakilan JAT di Sumatera,” kata Ustadz Achwan Rabu (22/9) Jakarta.
Ia menyesalkan sikap beberapa pihak yang terlalu dini menuding JAT berada di balik aksi tersebut, dan menurutnya JAT terlalu sering dituduh seperti itu.
“Tuduhan keterlibatan JAT adalah pernyataan yang tergesa-gesa yang selalu dikaitkan dengan JAT seperti kejadian Aceh,” ungkap pria yang pernah menjadi tahanan politik Orde Baru ini.
Menurutnya pula, kalaupun ada orang-orang yang disebut pernah bersentuhan dengan JAT, mereka sudah bukan lagi anggota JAT karena konsep mereka tidak sesuai dengan JAT itu sendiri.
“Semangat penegakan syariat mungkin direspon oleh masyarakat luas kaum muslimin, ada yang ingin bergabung tetapi fikrohnya masih di luar kebijakan kita. Kadang-kadang mungkin melakukan tindakan indisipliner. Tetapi ini bukan anggota JAT,” papar pria yang belum lama menjabat Amir JAT ini.
Ia juga menerangkan bahwa JAT tidak akan melakukan cross-check ataupun konfirmasi kepada Mabes Polri terkait penangkapan 18 orang yang disebut-sebut terkait dengan JAT ketika ditanya wartawan.
“Untuk apa? Orang kita tidak ada kaitannya. Ini jelas fitnah, ini biasa statement yang dikait-kaitkan. Pejabat-pejabat di sini selalu buat fitnah, tidak punya rasa malu, tidak punya beban moral. Kalo pejabat di luar negeri kalau mereka gagal mereka mengundurkan diri,” tegas Achwan.
Menanggapi pertanyaan wartawan, tentang langkah hukum yang akan diambil JAT, ia menjelaskan bahwa JAT tidak akan melakukan langkah hukum apapun terhadap fitnah yang ditujukan ke mereka, karena menurutnya langkah hukum di negeri ini seringkali sia-sia jika menyangkut JAT.
“Gak ada, wong gak ada kaitannya, capek-capek saja di- praperadilan. Kita doakan saja sama Allah SWT,” tandas Achwan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, 18 orang ditangkap terkait perampokan Bank CIMB Medan, dan pihak Kepolisian menuduhkan bahwa mereka merupakan jaringan teroris yang punya kaitan dengan Abubakar Ba’asyir. [bil/hidayatullah.com]