Hidayatullah.com—Seolah tak ingin menyia-nyiakan momen Hari Raya Iedul Adha, Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengajak seluruh rakyat untuk mewujudkan perdamaian. Ajakan juga disampaikan kepada para pejuang Taliban. Dalam pidatonya dalam shalat Id Selasa, (16/11), kemarin, Karzai mengimbau organisasi perlawanan itu untuk terlibat dalam dialog damai Afghanistan. Pemimpin berusia 52 tahun yang juga dikenal sebagai pemimpin “boneka” Amerika tersebut menyerukan ajakan damai dengan Taliban yang pernah berkuasa sebelum dihancurkan secara sepihak oleh Amerika. “Bertepatan dengan hari raya Iedul Adha ini, saya kembali menyerukan kepada mereka yang kecewa terhadap pemerintah (Taliban), untuk bersama mengupayakan perdamaian di negeri ini lewat dialog,” papar Karzai dalam pernyataan resminya, seperti dilansir Agence France-Presse. Meski Taliban pernah menolak ajakan senada, Karzai tidak menyerah. Dia berharap, ajakannya kali ini mendapat respons positif. Lebih lanjut, Karzai menyatakan bahwa kekerasan bukanlah cara yang tepat untuk menciptakan perdamaian. Karena itu, dia mengimbau Taliban yang akhir-akhir ini gencar melancarkan serangan untuk duduk di meja perundingan. “Marilah mewujudkan kehidupan yang lebih tenang dan bahagia lewat Majelis Tinggi Perdamaian,” tandasnya usai menunaikan sembahyang Idul Adha di kompleks masjid kepresidenan. Karzai merasa perlu menyampaikan kembali ajakan damai tersebut, setelah Senin waktu setempat (15/11) beredar selebaran emosional Taliban. Dalam pernyataan tertulis itu, Mullah Omar, pemimpin tertinggi pejuang Taliban Afghanistan, membantah keras laporan pemerintah bahwa organisasinya terlibat dalam perundingan damai. Tapi, perundingan damai yang dimaksud terjadi di tingkat pemerintah lokal. “Itu semua hanya rumor yang tidak benar,” tandas militan bermata satu itu seperti dikutip Associated Press. Dalam pernyataan bertajuk peringatan Idul Adha itu, Omar menegaskan bahwa Taliban tidak pernah duduk satu meja dengan pemerintah untuk membahas perdamaian. Sebab, di mata Taliban, pemerintahan Karzai hanyalah boneka Amerika Serikat (AS). Omar menambahkan, jumlah pasukan NATO dan AS di Bumi Opium tersebut sudah terlalu besar. Karena itu, menambah lagi jumlah personel militer asing di Afghanistan tidak akan efektif untuk memerangi Taliban. Sebaliknya, semakin banyak operasi militer yang dilancarkan, simpati publik terhadap Taliban justru bakal semakin tumbuh. “Saya yakin, mereka (pasukan asing) akan kalah di Afghanistan,” tegasnya. [hep/dos/jp/hidayatullah.com]