Hidayatullah.com— Kepolisian menangkap seorang pria bernama Adam Christopher Sheafe (51), setelah ia menyalibkan seorang pastor Kristen William Schonemann (76), meletakkan mahkota duri di kepalanya dalam aksi sadis yang disebut sebagai bagian dari ritual pembunuhan bertema religius ekstrem.
Sheafe, yang memiliki tato huruf Ibrani di lehernya, mengakui bahwa tindakannya adalah bagian dari misi pribadi yang, menurut pengakuannya, bertujuan untuk menghukum para pemimpin Kristen karena dianggap “melanggar hukum Taurat.”
FOX 10 Phoenix melaporkan pengakuan Sheafe dalam wawancara tahanan, termasuk rencananya untuk menyalib dua pendeta Katolik di Sedona setelah membunuh pastor pertama.
12News.com menyiarkan hasil wawancara tahanan di Coconino County, menekankan bahwa Sheafe “mengakui telah membunuh Pastor Bill Schonemann di New River dan berencana membunuh lebih banyak pemimpin Kristen.”
Dalam pemeriksaan awal, Sheafe mengaku merencanakan pembunuhan terhadap 14 pemimpin Kristen di 10 negara bagian berbeda di Amerika Serikat.
Aksinya dipicu oleh obsesi terhadap Perjanjian Lama dan penolakan fanatik terhadap Perjanjian Baru, yang membuatnya menganggap para tokoh gereja sebagai “pengkhianat iman sejati” demikian dikutip laman The Independent.
Peristiwa penyaliban mengerikan ini terjadi di wilayah Arizona. Polisi setempat mengatakan bahwa tubuh korban—seorang pastor Protestan—ditemukan dalam kondisi terikat pada struktur kayu berbentuk salib, dengan tanda-tanda luka tusukan dan mahkota duri di kepalanya, mengingatkan pada cara penyaliban Yesus dalam tradisi Kristen.
Sheafe ditangkap saat dalam perjalanan menuju Sedona, tempat ia mengaku berniat menyalibkan dua pendeta Katolik berikutnya. Polisi berhasil menggagalkan rencana itu setelah menerima laporan warga tentang aktivitas mencurigakan.
“Dia sangat sistematis dan tampaknya memiliki daftar nama serta rute perjalanan. Kami bersyukur dapat mencegah tragedi lebih lanjut,” ujar seorang juru bicara kepolisian Arizona dalam konferensi pers.
Otoritas federal kini tengah menyelidiki kemungkinan jaringan ekstremis atau motif ideologis yang lebih luas di balik aksi Sheafe.
Beberapa sumber menyebut bahwa ia pernah berafiliasi dengan komunitas religius radikal berbasis interpretasi ekstrem terhadap hukum-hukum dalam kitab suci Yahudi.
Pihak berwenang masih merahasiakan identitas korban demi alasan keamanan dan trauma keluarga. Sementara itu, komunitas gereja lokal mengadakan doa bersama dan meminta aparat penegak hukum menindak tegas aksi kekerasan bermotif agama.
Adam Sheafe saat ini ditahan tanpa jaminan dan menghadapi dakwaan pembunuhan tingkat satu, percobaan pembunuhan berencana, serta tindakan kriminal bermotif kebencian agama. Kasus ini akan diajukan ke pengadilan federal, dengan jadwal sidang perdana dijadwalkan dalam waktu dekat.*