Hidayatullah.com– Hasil survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, mengungkapkan, biaya pengeluaran warga di daerah itu untuk kebutuhan rokok ternyata lebih tinggi daripada pemeliharaan kesehatan, olah raga, dan pendidikan.
Kasi Distribusi BPS Kota Lhokseumawe Armiya, di Lhokseumawe, Selasa (31/5), menyebutkan, Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilakukan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membeli rokok 5,6 persen dari total pengeluaran rumah tangga.
Jenis rokok yang dikonsumsi kretek 2,7 persen, kretek filter 2,5 persen, dan rokok putih 0,3 persen, ujarnya.
Kebutuhan untuk membeli rokok yang lebih tinggi dari biaya pemeliharaan kesehatan dan juga olah raga tersebut, dipengaruhi oleh tren masyarakat yang setia pada rokok dan sulit untuk membuangnya karena faktor kecanduan serta gencarnya iklan oleh produsen.
Sementara itu, lanjut Armya, biaya pemeliharaan kesehatan, mulai dari konsultasi, perawatan, dan biaya berobat hanya 4,59 persen dari total pengeluaran rumah tangga.
Selanjutnya, untuk biaya pendidikan, olah raga, dan rekreasi, hanya 3,37 persen dari total pengeluaran rumah tangga warga Kota Lhokseumawe.
Menurut salah seorang warga yang pencandu rokok, Habibi, mengakui bahwa dalam sehari dirinya menghabiskan dua bungkus jenis rokok putih.
“Dalam satu hari saya mengeluarkan uang senilai Rp25 ribu untuk membeli rokok. Biaya tersebut lebih tinggi daripada biaya kebutuhan pribadi saya lainnya. Apalagi biaya untuk olah raga, suplemen kesehatan, dan juga jamu untuk penunjang kesehatan,” kata dia.
Menurut Habibi, dirinya sulit untuk berhenti merokok, meski keinginan begitu kuat untuk tidak merokok lagi.
Sementara itu, salah seorang remaja yang baru menjadi perokok mengakui bahwa dirinya terpengaruh oleh teman-teman dan juga iklan rokok, sehingga mulai mencoba-coba dan akhirnya menjadi perokok.*