Hidayatullah.com–Tujuan utama mogok makan yang dilakukan para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel adalah menuntut agar kebijakan sel isolasi dihapuskan. Demikian ditegaskan menteri urusan tahanan Palestina, Ahad (09/10/2011).
Penghapusan penggunaan sel isolasi adalah “tuntutan strategis” dari para tahanan, yang telah menolak untuk makan selama 13 hari, kata issa Qaraqe.
Qaraqe menuding media-media Israel sengaja memanas-manasi situasi, dengan menyebut bahwa aksi mogok makan dilakukan karena para tahanan Palestina tidak diperbolehkan makan hidangan ayam utuh dan menonton saluran televisi satelit.
Berbicara di tenda solidaritas aksi mogok makan di Abu Dis, Qaraqe mengatakan, tuntutan mereka termasuk juga pada sejumlah batasan yang diterapkan Zionis Israel, seperti larangan kunjungan keluarga, denda dan penggunaan borgol tangan dan kaki.
Ahad pagi hari sejumlah tahanan mengatakan bahwa Zionis telah memenuhi beberapa tuntutan mereka, seperti kunjungan keluarga tanpa borgol, diperbolehkannya hidangan ayam, televisi dan kunjungan antar bagian di dalam sel.
Zionis menolak untuk menghapuskan sel isolasi dan menolak menaikkan pinjaman untuk tahanan 300 shekel lebih.
Media Israel, Ynet, yang mengutip otoritas penjara Zionis melaporkan bahwa jumlah tahanan yang ikut mogok pada hari Ahad bertambah menjadi 234. Setelah 6 kali waktu makan, semua makanan dan alat-alat elektronik yang ada di dalam sel tahanan tersebut dikeluarkan.
Sementara itu menurut Qadura Fares, kepala Masyarakat Tahanan Palestina, mengatakan bahwa 200 orang tahanan ikut aksi mogok tersebut sejak hari pertama. Sementara 200 orang lainnya ikut mogok makan selama tiga hari per minggunya.
Tahanan dari Front Rakyat melakukan mogok makan sejak 27 September, sebagai protes atas kondisi buruk pemimpin mereka Ahmad Saadat, yang telah dikurung dalam sel isolasi selama tiga tahun ini.
Menurut Qaraqe, kondisi para tahanan tersebut memburuk, karena Zionis tidak mau memberikan mereka perawatan medis.
Pada bulan Juni lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menetapkan bahwa perawatan medis adalah salah satu fasilitas untuk tahanan yang dihapuskan, dengan tujuan menekan para tahanan dan pemerintah Palestina, terutama Hamas, yang hingga kini belum membebaskan Gilad Shalit. *