Hidayatullah.com—General Medical Council (GMC) memberi peringatan karena dianggap melewati batas kepada seorang dokter Kristen di Inggris, yang menakut-nakuti seorang pasien depresi berat, dengan mengatakan bahwa “setan menghantui orang-orang yang tidak percaya pada Yesus.”
“Menurut saya, apapun yang terjadi keputusannya telah ditetapkan lebih dulu. GMC bersikukuh memberikan peringatan kepada saya,” kata Dr. Richard Scott, sebagaimana dikutip Christian Post (15/6/2012) dari The Telegraph.
Dokter berusia 51 tahun dan tinggal di daerah Margate, Kent, itu menolak tuduhan bahwa ia membuat seorang pasiennya yang rentan bunuh diri semakin tertekan, karena menakut-nakutinya dengan setan dan Yesus.
Surat peringatan GMC itu akan tetap tercatat dalam rekan jejak profesional Scott selama lima tahun.
“Panel lebih memilih untuk percaya kepada seorang pasien yang memiliki banyak masalah besar dan beragam, dibanding seorang dokter dengan pengalaman 28 tahun, yang mengabdi kepada komunitasnya dan mendapat pengakuan dari ratusan pasien lainnya,” kata Scott mengeluhkan keputusan GMC, seraya membanggakan dirinya sendiri. Ia menuding GMC mendiskriminasi ajaran Kristen.
GMC menampik tuduhan anti-Kristen atau agama lainnya, dengan mengatakan bahwa kasus semacam Scott tidak akan dipermasalahkan sepanjang dokter mengikuti peraturan yang berlaku.
Scott pernah menjadi dokter sekaligus misionaris Kristen di India dan Tanzania.
Kasus itu terungkap saat ibu dari seorang pasien yang hanya disebut bernama A, mengadu bahwa selama 25 menit konsultasi dengan Scott putranya dijejali dengan ajaran Yesus.
Agama pasien laki-laki berusia 24 tahun itu tidak diungkapkan.
Peristiwa itu terjadi di rumah sakit tempat Scott bekerja, Bethesda Medical Centre di Margate, pada Agustus 2010.
Scott berdalih, ia menyampaikan ajaran Kristen kepada pasiennya dengan cara yang lembut.
Meskipun mendapat peringatan, Scott bersikukuh akan menyampaikan pesan Yesus dan ajaran Kristen kepada pasien-pasiennya di masa datang, karena menurutnya hal itu menguntungkan pasien, lapor The Telegraph.*