Hidayatullah.com—Zionis Israel kembali melakukan penggalian di sekeliling kompleks Masjid Al Aqsha, lapor Yayasan Waqaf dan Pusaka Al Aqsha.
buldozer-buldozer Israel mulai menggali di area Maroko, bersebelahan dengan kompleks Haram Al Syarif. Pekerjaan untuk membuat kolam-kolam baru juga sedang dilaksanakan di sebelah selatan Masjid Al Aqsha, kata Yayasan Al Aqsha dalam pernyataannya, Kamis (14/6/2012), yang dikutip Maan.
Sebelumnya pada hari Senin (11/6/2012), Kementerian Dalam Negeri Israel memberikan izin awal pembangunan pusat pariwisata di daerah pemukiman Palestina di Silwan.
Kadem Center, begitu nama pusat wisata itu, dibangun di atas lahan 9.000 meter persegi, terdiri dari tempat pameran, aula, tempat parkir bawah tanah dan fasilitas-fasilitas lain yang diperuntukkan bagi turis.
Arab Studies Society mengecam pembangunan Kadem Center sebagai upaya yahudisasi kota Al Quds (Yerusalem).
Pada hari Senin itu pula, Kementerian Dalam Negeri Israel memberikan organisasi pemukim Yahudi sayap kanan wewenang untuk mengontrol mata air yang ada di daerah Silwan.
Silwan merupakan wilayah pemukiman Palestina yang bersebelahan dengan kompleks Haram Al Syarif dan Tembok Barat Al Quds. Daerah Silwan kini dikuasai oleh para pemukim Yahudi dengan pengawalan ketat dari tentara Zionis. Di daerah itu sering terjadi serangan warga Yahudi terhadap warga Palestina, serta penangkapan orang-orang Palestina oleh aparat Zionis.
Zionis Israel menduduki wilayah Al Quds sebelah Timur –yang menjadi hak Palestina berdasarkan perjanjian internasional dan akan menjadi ibukota negara Palestina di masa depan– setelah perang tahun 1967. Pendudukan Israel atas wilayah Al Quds Timur (Yerusalem Timur) tidak pernah diakui oleh dunia internasional.
“Sayang sekali pariwisata dan arkeologi di Yerusalem Timur digunakan sebagai alat untuk pendudukan dan mengontrol lingkungan tempat tinggal warga Palestina,” kata Hagit Ofran,direktur urusan pemukiman Yahudi di Peace Now, sebuah LSM Israel yang hanya selalu mengandalkan protes lisan dan tertulis dalam aksinya menentang kebijakan Zionis Israel.*