Hidayatullah.com– Kebanyakan remaja tidak begitu peduli terhadap hal-hal yang berbaru syariat. Terbukti masih banyaknya anak muda yang tidak menolak ajang Miss World, setidaknya bersikap diam atas kasus ini. Padahal fakta menunjukkan, acara seperti ini berimplikasi dahsyat, kerusakan akidah. Demikian disampaikan Koordinator Dakwah & Pendidikan Qur’anic Generation (Q-Gen), Astri Imaniyati.
“Kontes kecantikan semacam ini mengkhawatirkan. Anak muda dan remaja akan menganggap bahwa kemolekan tubuh bisa menjadi hal yang sangat keren. Padahal jika kontestan itu punya brain dan behaviour, maka mereka tidak akan mempertontonkan tubuh,” tandas mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu di hadapan100 siswi bidang Keputrian SMKN 7, Jumat (30/08/2013).
Perempuan berusia 22 tahun itu mencontohkan kasus-kasus buruk yang pernah dialami Miss World tahun 1973, Marjorie Wallace. Tiga bulan setelah dinobatkan jadi Ratu Dunia, gelarnya dicabut lantaran berkencan dengan terlalu banyak pria. Hal itu membuatnya tak sanggup melaksanakan tugas seorang Ratu Kecantikan.
“Sebagai Miss World saya bisa memilih pria manapun,” tutur Wallace yang digarisbawahi oleh Astri yang disebutnya sebagai sikap yang sangat tidak terhormat akibat adanya ajang-ajang seperti ini.
Ia juga memaparkan tindakan bodoh yang dilakukan oleh Miss World asal Jerman, Gabriella Brum.
“Hanya berselang 18 jam sejak penobatannya, gelarnya dicopot karena ketahuan berfoto telanjang. Dan setelah dicopot gelarnya, Ia kembali berfoto bugil untuk majalah Playboy,”ungkap Astri.
Astri, menyampaikan contoh-contoh hilangnya akidah karena dampak acara Miss World di depan sekitar ratusan siswi.
Tak urung, wajah-wajah remaja polos itu memperhatikan dengan seksama. Ekspresi mereka seperti terhenyak mengetahui kenyataan itu. Perhatian mereka fokus tertuju pada Astri yang berdiri di depan mereka sembari membeberkan fakta-fakta.
“Bayangkan efek kontes ini terhadap bangsa dan negara!,”lanjut Astri.
Perempuan asal Palembang itu juga memberi semangat pada para siswi untuk mau memperjuangkan ini bersama-sama. Ia juga menyarankan mereka untuk menggagalkan acara itu salah satunya dengan aktivasi via sosial media.
“Kalian bisa share alasan kenapa kita harus menolak Miss World dan perkembangan info-info tentang itu melalui Twitter atau Facebook. Ini karena kita peduli terhadap masyarakat. Ini bukan cuma masalah umat muslim, tapi juga umat agama lainnya karena efek kerusakan akidahnya juga sampai ke mereka.”
Feminis saja menolak
Secara panjang lebar Astri juga menjelaskan tentang aksi protes 200 kaum feminis di London terhadap pelaksanaan Miss World ke-60 tahun 2011.
Menurutnya, jika para feminis saja demontrasi, tentu umat Muslim yang dikenal menjaga harkat, martabat dan derajat muslimahnya, seharusnya lebih tidak terima dengan acara itu.
Jika para siswi muslimah bersatu, Astri optimis acara ini gagal.
“Bisa saja acara ini gagal berkat dukungan kita terhadap aksi ini. Sama seperti Lady Gaga tahun lalu. Meski hanya Allah-lah yang membolak-balikkan hati Lady Gaga,”ujar Astri menjelaskan.
Selain sejarah Miss World, Astri menjelaskan ketiadaan hubungan antara kenaikan devisa dengan dinobatkannya suatu negara untuk ajang kecantikan.
Venezuela sebagai negara yang memenangkan Miss World tahun 2008-2009, dijadikan contoh. Pertanyaannya, apakah pertumbuhan turis mancanegara mereka menang? “Justru malah minus 3 persen,”ucap Astri tandas.
Perempuan asal Palembang itu juga mencontohkan negara-negara lainnya yang tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan adanya MW ini.
Penjelasan selama satu jam-12.00-13.00 WIB tersebut ternyata membuka mata banyak siswi. Beberapa dari mereka yang ditemui seusai acara, mengaku baru kali itu mengetahui fakta-fakta dibalik Miss World.
“Kebanyakan teman-teman engga ngerti soal Miss World ini, Kak.”ungkap Dewi salah satu siswi.
Murid kelas XIII itu mengaku beberapa kali pernah menonton berita di TV. Ia paham ketidaktahuan teman-temannya itu diperparah dengan rasa cuek terhadap persoalan umat Islam.
“Mereka cuek aja tuh Kak,”ulasnya,”ucapnya.
Indah yang juga anggota Rohani Islam (Rohis), juga mengaku miris dengan kondisi ini. Ia mengatakan, film dan fesyen merupakan obrolan yang paling digandrungi dan menjadi topik seru bagi sebagian besar teman-temannya.
“Bener tuh, Kak. Mereka engga mau tahu efek Miss World,”ucap siswi kelas XIII itu.
Menurutnya, Tolak Miss World (TMW) ini lebih banyak diketahui oleh siswa yang tergabung keanggotaan Rohis. Sudah beberapa bulan ini didalam diskusi internal mereka, TMW menjadi salah satu tema hangat yang dibahas. Siswa yang tidak masuk dalam Rohis tidak banyak mendengar mengenai tema ini.
Padahal pemberitaan diberbagai media elektronik dan cetak serta sosial media, sudah banyak tersebar. Indah sendiri mengikuti tema TMW di Twitter Dan Facebook.
“Di Twitter kita lebih mudah nemuin #TolakMissWorld. Di sana bisa banyak dapat update berita tentang ini,”tuturnya.
Sosialisasi Qur’anic Generation (Q-Gen) diharapkan membuat para siswi lebih aktif dalam melakukan aksi-aksi.
Pada aksi TMW tanggal 1 September mendatang, Astri berencana mengajak serta siswi keputrian tersebut untuk aksi di jalan Sudirman saat Car Free Day. Aksi Ahad pagi itu, dinilai bertepatan dengan hari pertama kedatangan para kontestan di Bali. *