Hidayatullah.com–Menjadi penghafal al-Qur’an adalah kemuliaan tersendiri bagi seorang muslim. Karenanya sedini mungkin anak-anak harus dikenalkan dengan al-Qur’an agar kelak ia tumbuh menjadi generasi yang qur’ani.
Demikian disampaikan Syeikh Ahmad Ziyadah, salah seorang imam asal Palestina pada saat berkunjung ke Pesantren Kilat Ramadhan Qur’an Camp di Surabaya.
Kedatangan Syeikh Ahmad Ziyadah pada Ahad (28/6/2015) itu untuk memberikan tips, sekaligus motivasi menghafal al-Qur’an kepada 50 anak-anak usia sekolah dasar yang menjadi peserta Ramadhan Qur’an Camp.
“Langkah utama yang harus dimiliki oleh penghafal Qur’an adalah niat yang kuat. Sehingga kita tak akan mudah menyerah dan patah semangat dalam menghafal, karena sudah memiliki semangat yang tinggi,” jelas Syeikh Ziyadah.
Ia pun menyampaikan hal-hal apa saja yang harus dimiliki agar cepat dalam menghafal al-Qur’an. Di antaranya lingkungan atau tempat yang kondusif, sehingga akan ada teman yang saling membantu dalam menghafal, serta motivasi untuk tidak mau kalah satu sama lain.
“Lingkungan sangat berpengaruh untuk menghafal, kita pasti kesulitan jika harus menghafal di tempat yang penuh maksiat atau ramai,” ujarnya mencontohkan.
Tips menghafal selanjutnya, menurut Syeikh Ziyadah, harus pintar mencari waktu yang pas untuk menghafal. Ia menyarankan untuk memilih waktu sebelum Shubuh, sebagaimana para ulama dahulu. Juga dianjurkan tidak dalam keadaan terlalu kenyang atau terlalu lapar.
Syeikh Ziyadah juga menegaskan untuk tidak gonta-ganti al-Qur’an dan mempunyai guru tetap agar mempermudah dan tidak berubah-ubah metode. Untuk itu sebaiknya didampingi seorang guru saja. Penghafal juga harus membaca dengan tartil, tidak terburu-buru.
Lalu untuk memperkuat hafalan, Syeikh Ziyadah berpesan untuk kuat melakukan muraja’ah. Yang tak kalah penting, memahami makna dan mengamalkan ayat yang kita hafal.
“Contohnya ketika kita sedang menghafal ayat tentang kewajiban melaksanakan shalat, maka kita juga harus melaksanakan shalat agar ayat yang kita hafal benar-benar merasuk ke dalam diri kita, karena kita memahami makna dan mengamalkan ayat tersebut,” papar hafidz kelahiran Nablus, Tepi Barat Pelestina ini.
Terakhir beliau menegaskan, jika ingin menjadi penghafal al-Qur’an, kita harus menjaga tiga saluran yang masuk ke diri kita, yakni lisan, mata, dan telinga.
Syeikh yang menyelesaikan gelar magisternya di Universitas An-Najah Nablus ini menganalogikan, apabila ada sebuah kolam yang dialiri air bersih oleh 3 buah selang, maka kolam tersebut akan terisi air bersih. Namun sebaliknya, apabila selang tersebut dialiri oleh air kotor, maka itulah isi kolam tersebut. Begitupun dengan diri kita.
“Dan jangan lupa untuk senantiasa berdoa, terutama di waktu-waktu yang mustajabah,” pungkas Pria yang pernah mendapat penghargaan Musabaqah al-Qur’an Internasional di Tunisia pada 2014 lalu ini.
Seperti diketahui, Syeikh Ahmad Ziyadah hadir di Surabaya berkat program SIRAMAN MANIS Yayasan Sahabat Al-Aqsha. SIRAMAN MANIS adalah singkatan dari “Silaturrahim Ramadhan Imam-imam Palestina ke Indonesia”.
Sebagaimana sudah dilakukan dua tahun sebelumnya, selama bulan suci Ramadhan tahun ini Sahabat Al-Aqsha mendatangkan belasan imam muda huffazh Al-Quran dari dua bagian negeri Syam. Mereka bermukim di 14 kota Indonesia untuk mengimami shalat tarawih atau qiyamul layl serta menyambung tali kasih sayang antara rakyat Indonesia dengan rakyat Suriah dan Palestina.*