Hidayatullah.com—Serangan perlawanan terhadap penjajah terus berlangsung di berbagai tempat di Yerusalem, hanya beberapa saat setelah Israel melancarkan operasi keamanan besar-besaran di kawasan Arab di kota itu.
Hari Rabu (14/10/2015), polisi memblokade akses masuk ke Jabal Mukaber, sebuah distrik tempat tinggal tiga lelaki yang diduga membunuh tiga pemukim Yahudi Selasa (13/10/2015).
Beberapa jam setelahnya, polisi menembak mati seorang Palestina yang menikam seorang perempuan di stasiun bis utama Yerusalem, demikian dikutip BBC.
Seorang Palestian lain juga brusaha menikam seorang petugas polisi dekat kawasan Kota Tua, ia akhirnya gugur ditembak.
Sejak awal Oktober, tujuh pemukim Yahudi-Israel tewas dan puluhan luka dalam serangan Intifada al-Quds dan aksi penikaman, kata pejabat Israel.
Setidaknya 30 warga Palestina telah gugur, termasuk para penyerang, dan ratusan terluka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Hari Rabu, kabinet Israel telah memberi kewenangan bagi polisi untuk menutup sebagian Yerusalem.
Peningkatan penikaman dan gerakan perlawanan terjadi menyusul ketegangan selama berminggu-minggu terkait penodaan dan usaha menutup akses ke kompleks Masjid al-Aqsha.
Ekonomi dan Wisata Turun
Dalam 13 hari Intifada al-Quds terjadi 30 kali aksi penembakan terhadap target-target Zionis.
Terutama terjadi di Kamp Savet sebagai wilayah utama bentrokan senjata, disusul Ramallah, Nablus, Hebron dan lainya.
Pekan kemarin sudah terjadi 37 aksi penikaman atau rencana aksi penikaman.
Akibat serangan perlawanan ini, sektor ekonomi Israel mengalami kerugian luar biasa akibat aksi-aksi ini. Transaksi bursa efek di Tel Aviv dikabarkan rontok.
Menurut surat kabar Tel Aviv 25 dikutip PIC, indeks ditutup pada Selasa turun 1,13%, sedangkan Koran Tel Aviv 100, memberitakan indeks turun lebih rendah mencapai 0,97%.
Perbankan juga mencetak indeks rendah 2,43%, sementara indeks sektor real estate menurun 1,97%.
Sementara itu, data resmi menunjukkan bahwa pariwisata Zionis di kota Al-Quds telah jatuh sejak awal bulan ini hingga 50%, pada saat sejumlah besar museum, restoran, hotel Israel mengeluh dengan kecilnya wisatawan yang datang untuk tujuan pariwisata eksternal dan internal.
Semua usaha memburuk jatuh secara dramatis pasca banyaknya perlawanan dan usaha penikanam dalam Intifada al-Quds.*