Hidayatullah.com – Negara-negara Uni Eropa pada Selasa sepaka untuk mencabut semua sanksi ekonomi terhadap Suriah. Langkah ini, menurut para diplomat, adalah upaya mendukung pemulihan negara tersebut setelah tergulingnya rezim Bashar al-Assad.
“Kami ingin membantu rakyat Suriah membangun kembali Suriah yang baru, inklusif, dan damai,” kata Kallas dalam sebuah unggahan di X setelah berdiskusi dengan para menteri di Brussels.
“Uni Eropa selalu mendukung warga Suriah selama 14 tahun terakhir – dan akan terus melakukannya,” lanjut Kallas. Langkah tersebut diambil menyusul keputusan AS yang lebih dulu mencabut sanksi terhadap Suriah.
Menteri Luar Negeri Suriah Assad al-Shibani berterima kasih kepada Uni Eropa karena telah mencabut sanksi ekonomi terhadap negaranya.
Al-Shibani mengatakan dalam sebuah posting di X bahwa keputusan tersebut akan memperkuat keamanan dan stabilitas Suriah.
Kepemimpinan baru Suriah telah mendesak diakhirinya sanksi internasional yang diberlakukan selama masa kepresidenan al-Assad.
Perjanjian Uni Eropa akan mengakhiri tindakan yang telah memutus hubungan bank-bank Suriah dari sistem keuangan global dan membekukan aset bank sentral.
Namun, para diplomat mencatat bahwa meskipun sanksi ekonomi yang lebih luas akan dicabut, sanksi individu baru akan menargetkan mereka yang dituduh memicu ketegangan etnis, terutama setelah serangan mematikan terhadap minoritas Alawi.
Sanksi yang ditujukan langsung kepada tokoh-tokoh era rezim Assad dan pembatasan senjata atau peralatan penggunaan ganda yang dapat digunakan untuk menekan warga sipil akan tetap berlaku.
Keputusan hari Selasa didasarkan pada langkah sebelumnya yang diambil pada bulan Februari ketika Uni Eropa menangguhkan beberapa sanksi terhadap industri-industri utama Suriah. Para pejabat memperingatkan bahwa sanksi dapat diberlakukan kembali jika kepemimpinan baru Suriah gagal menegakkan hak-hak minoritas atau menyimpang dari transisi demokrasi.*