Hidayatullah.com—Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa hari Jumat (11/3/2016) mengeluarkan resolusi guna meredam kenaikan pelanggaran seksual oleh tentara penjaga perdamaian, mendukung rekomendasi Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon untuk merepatriasi unit yang pasukannya menghadapi tuduhan itu.
Empat belas negara menyatakan mendukung resolusi itu dan tidak ada negara yang menentangnya. Hanya Mesir yang bersikap abstain.
Dilansir Euronews hari Sabtu (12/3/2016), para diplomat di DK-PBB mengatakan bahwa ketika dirancang teks resolusi usulan Amerika Serikat mendapat perlawanan dari Rusia, Mesir dan sejumlah negara Afrika yang mengirimkan pasukannya dalam misi perdamaian PBB.
Baca juga: PBB Beberkan Nama Negara Asal Anggota Pasukan Perdamaian Pelaku Kejahatan Seksual
Amerika Serikat membantah klaim yang mengatakan tujuan sebenarnya dari resolusi itu adalah untuk menyerang negara-negara kontributor pasukan perdamaian PBB.
“Motif terselubung saya sesungguhnya adalah pada akhirnya melakukan sesuatu untuk mengatasi kanker ini, kanker berupa eksploitasi seksual dan pelanggaran terhadap rakyat yang menaruh kepercayaan terhadap bendera biru ini,” kata Dubes AS untuk PBB Samantha Power dalam rapat DK-PBB.
“Mereka (rakyat) melihat pasukan perdamaian datang dan mereka berpikir: ‘Ini adalah orang yang akan membantu saya’. Mereka tidak berpikir: ‘Saya harus lari. Ini orang yang akan memperkosa saya’. Itu yang mereka pikir atau yang seharusnya terlintas dalam benak mereka,” kata Power.
Saat ini PBB memiliki lebih dari 100.000 pasukan militer dan polisi yang dikirim dalam 16 misi perdamaian di seluruh dunia. Namun, belakangan ini misi baik mereka dicemari oleh berbagai pelanggaran dan tindak kriminal yang dilakukan oleh anggota pasukan ‘baret biru’ itu.*