Saya bekerja di perusahan kapal pesiar ‘Holland America Line’ (HAL). Kapal pesiar terbesar di AS –bahkan di dunia– dengan kapasitas 1200-2000. Perusahaan ini berkantor agen di Kalan Menara Sudirman lt 16 Jakarta.
Sudah hampir enam lima tahun saya bekerja di perusahaan milik pengusaha Yahudi Amerika yang berafiliasi ke perusahaan Carnival, perusahaan Cruise line terbesar di Amerika Serikat ini.
Selain bekerja, saya ikut mengngurus keluarga Muslim yang concern terhadap kepentingan Islam. Sayang, semenjak terjadinya isu terorisme, diskriminasi terhadap kayakinan beragama kami ikut terganggu.
Entahlah, sejak tragedi 11 september, entah intruksi dari kantor pusat di As atau memang ide di kantor pusat Jakarta pengirman tenaga kerja baru yang datang ke kapal selalu banyak di dominasi oleh umat Nasrani dan non Islam lainnya. Dengan prosentasi satu berbanding empat. Dulu nominasi umat Islam sangat jauh sekali dan hampir 99% adalah umat Islam.
Kami biasa mengadakan tradisi acara ‘halal bihalal’, yang sudah sudah berlangsung sejak tahun tujuh puluhan. Dan sudah menjadi kebijakan dan appointment central office di Seattle AS. Kami biasa mengundang hotel manager, captain dan staff-staff serta atasan yang lainnya yang berkebangsaan Belanda dengan acara makan bersama.
Anehny, selesai acara, sang hotel manager memenggil membebankan semua biaya makanan yang disuguhkan termasuk soft drink. Padahal semuanya itu adalah sudah confirm bahwa pada acara seperti itu adalah merupakan acara tahunan yang sudah berlangsung dari tahun 70-an. Bahkan seudah disepakati semua menjadi tanggung jawab company. Tapi, semuanya berubah setelah tragedinya kasus 11 September.
Suasana semakin memanas antara kaum muslim dan nasrani ketika kaum nasrani mengadakan acara Natalan mereka diberikan suguhan gratis yang jauh lebih mewah dan dipestakan dengan sangat meriah dengan aneka makanan yang jauh berbeda. Semuanya gratis disediakan oleh company dan hotel manager. (Diceerritakan oleh Ahmad Faaiz)