Sambungan artikel PERTAMA
Oleh: Qosim Nursheha Dzulhadi
2. Al-Quran lebih utama dan sempurna
Karena Al-Quran disebutkan oleh Allah sebagai sebaik-baik perkataan (ahsan al-hadits): kitab yang ayat-ayatnya mirip, bahkan berulang-ulang. Kulit orang-orang yang beriman dan takut kepada Allah menjadi merinding, bergetar dibuatnya (Qs. Al-Zumar [39]: 23). Dan keutamannya ini dilihat dari dua titik penting: (a) Al-Quran menjelaskan segala sesuatu (tibyan likulli syai’, Qs. Al-An’am [6]: 38, al-Nahl [16]: 89) dan (b) membimbing manusia ke arah yang dapat merealisasikan kesempurnaan dunia dan akhirat (Qs. Al-Isra’ [17]: 9).
3. Al-Quran Bongkar Fakta Bible
Fakta yang dimaksud adalah tentang adanya distorsi dan interpolasi di dalam Bible. Kebenaran Bible “digelapkan” dan disembunyikan oleh kaum Ahli Kitab, Allah kemudian infokan kepada kita (Qs. 6: 91). Ketika ajaran Allah dilupakan oleh kaum Kristen, sehingga lupa tepati janji taat kepada-Nya, Allah juga beritakan kepada ummat ini (Qs. 5: 14). Dan ketika Bible dipalsukan, Allah juga khabarkan kepada ummat ini (Qs. 2: 79).
Selain itu, Al-Quran juga menolak dogma Yahudi dan Kristen yang menyatakan bahwa mereka adalah anak-anak Allah dan para kekasih-Nya. Begitu juga masalah klaim mereka sebagai bangsa paling berhak atas al-Quds. Semuanya dikritik oleh Allah dalam Al-Quran (Qs. 5: 18).
Doga penyaliban Kristus (al-Masih) juga dibatalkan oleh Al-Quran (Qs. Al-Nisa’ [4]: 157-158). Sehingga dengan tegas pula Allah katakan dalam Al-Quran bahwa siapa saja yang meyakini al-Masih adalah anak Tuhan (son of God) dan dia Tuhan itu sendiri, dia telah ‘kafir’ (Qs. Al-Taubah [9]: 30, 5: 17).
Ketiga, mereka takkan berhenti memurtadkan
Hujatan terhadap Al-Quran yang terjadi di Kendal sejatinya bukan lingkar estafet pertama dari penistaan. Allah juga sudah jelaskan kepada ummat ini tentang visi-misi musuh-musuh Islam itu, “…mereka memang tidak akan berhenti memerangi kalian, sampai kalian murtad dari agama kalian dari agama kalian, jika mereka mampu melakukannya….” (Qs. Al-Baqarah [2]: 217).
Untuk itu Allah ingatkan bahwa siapa saja diantara ummat ini ada yang murtad dari agamanya, lalu mati, maka dia mati dalam keadaan kafir. Bukan hanya itu, seluruh amalnya habis: baik di dunia apalagi di akhirat. Akhirnya, mereka masuk neraka dan kekal di dalamnya (Qs. 2: 217).
Keempat, tujuan mereka
Apa yang dilakukan oleh kaum kafir dalam menghujat dan menista Al-Quran tentu bukan tanpa tujuan. Selain maskus memurtadkan, sebagaimana dijelaskan sebelumnya, tentu ada maksud dan tujuan lain. Diantaranya adalah untuk menjauhkan ummat Islam, bahkan seluruh manusia, dari Al-Quran. Dan tujuan inilah yang menjadi sasaran inti kaum musyrik di Mekah. Caranya juga sangat massif: manusia dipalingkan agar tidak mendengar ajaran Al-Quran, bertepuk tangan ketika Al-Quran dibacakan, menyebarkan isu palsu dan berbagai rekayasa. Kata Allah, “Orang-orang kafir berkata: ‘Jangan kalian dengarkan Al-Quran ini. Acuhkan saja, agar kalian beroleh kemenangan.” (Qs. Fusshilat [41]: 26).
Dengan kasus penistaan terhadap Al-Quran ini, ummat Islam seharusnya sadar bahwa agama mereka benar. Karena itu banyak yang tidak suka. Wallahu A’lam bis-Shawab.*
Penulis adalah staf pengajar di PP. Ar-Raudhatul Hasanah, Medan-Sumatera Utara