Hidayatullah– Polri akhirnya menolak usulan rekuntruksi terhadap Amrozi. Setelah mendapat desakan dari berbagai pihak akhirnya, Kapolri Jendral Polisi Da’i Bachtiar menyatakan, pihaknya bersedia melakukan rekonstruksi terhadap tersangka utama pengeboman di Bali, Amrozi. Namun, bukan terhadap Amrozi. Pasalnya, menurut Kapolri, Amrozi bukan perakit dan pembuat bom. “Rekonstruksi itu bisa dilakukan asal tentang bagaimana yang dilakukan saat itu dan peran Amrozi apa? Tapi tidak membuat bom,” tegas Kapolri Jendral Da’i Bachtiar kepada wartawan di sela-sela Rapat Koordinasi Khusus (rakorsus) membahas hasil-hasil investigasi peledakan Bom di Bali di kantor Menko Polkam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (19/11), kemarin. “Namun kalau yang bersangkutan dimintakan perannya, padahal dia tidak melakukan, maka dia tidak akan (bisa) melakukannya,” kilahnya. Rakorsus kali ini dihadiri oleh Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, Jaksa Agung MA Rachman, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono, Mendagri Hari Sabarno, Menlu Hassan Wirajuda dan Menteri Negara Informasi dan Komunikasi Syamsul Muarif. Kapolri berpendapat, rekonstruksi merupakan bagian dari proses penyidikan dan penting dilakukan untuk mengulangi apa yang dilakukan tersangka.
Tapi pihak kepolisian tentu saja tak bisa menggelar rekosntruksi proses pembuatan bom terhadap Amrozi, karena dia bukan perakit bom. “Yang dilakukan Amrozi sudah kita lakukan tetapi kalau keinginannya bahwa Amrozi harus melakukan rekonstruksi memnbuat bom, Amrozi tidak dapat melakukannya. Jadi kita memang tidak dapat melakukan rekonstruksi terhadap Amrozi di luar apa yang dia kerjakan, ” tandasnya. Selain itu, sesuai pengakuaannya, Amrozi tidak pernah membuat bom, kecuali membeli mobil L-300 yang digunakan sebagai bom mobil. “Amrozi hanya mengaku membeli bahan peledak yang dibawa ke Bali dan menginap di sebuah penginapan. Kalau diminta membuat bom, itu siapa orangnya nanti?” jelasnya.
Kapolri mengakui adanya perbedaan bahan-bahan peledakan yang dibelim Amrozi dengan bahan peledak yang ditemukan Tim Forensik di TKP. “Amrozi mengaku membeli bahan peledak di Toko Kimia Tidar Surabaya, persoalannya setelah kami lakukan pemeriksaan di TKP melalui forensik ada bahan-bahan lain yang memang tidak dibeli oleh Amrozi,” ungkapnya.
Sebelumnya, beberapa pihak yang menyangsikan keterlibatan Amrozy –termasuk keterlibatannya membuat bom dasyat– meinta Polri merekuntruksi Amrozi membuat bom seperti yang dituduhkan padany. Kalangan yang meminta itu adalah, Tim Pencari Fakta (TPF) kasus Amrozi, Tim Pembela Muslim (TPM), Achmad Michdan juga Ketua MPR RI, Amien Rais. “Temam-teman saya yang sarjana kimia saja tidak bisa bom sedasyat itu. Apa iya Amrozy ini anak pesantren yang cerdas dan dapat ilmu laduni dari langit sehingga bisa bikin bom. Who knows, ” ujar Amien pada wartawan beberapa seminggu lalu. (sy/cha)