Menariknya, Anis Matta selaku Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berpendapat lain. Anis mengaku PKS hanya sebagai tamu yang diundang oleh ormas Islam untuk mendengarkan aspirasi. Menurutnya, PKS belum dapat memutuskan. Anis Matta mengatakan, bahwa kaolisi dengan parpol lain pun tetap terbuka sama. Alasan lainnya, masih menurutnya, PKS masih fokus dalam penghitungan suara.
“Hanya diundang. Untuk mendengarkan aspirasi ormas Islam. PKS belum menentukan koalisi. Terbuka untuk partai lain (koalisi). Di lain itu kita masih fokus dalam penghitungan suara,” ucapnya.
Berbeda dengan Anis Matta, mantan Presiden PKS Dr Hidayat Nurwahid menilai jika tidak ada yang menghambat dan menghjalangi, parpol Islam dapat bersatu sebagaimana seperti parpol lainnya yang berkoalisi.
“Tidak perlu ada hambatan jika parpol Islam ingin berkoalisi seperti partai lain,” imbuhnya.
Esok hari, suasana cukup ‘ribut’ di berbagai media massa. “Koalisi Partai Islam Gagal Terbentuk,” ujar pemberitaan Metrotvnews.com, 18 April 2014.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional Umar S. Bakry menilai, koalisi “poros tengah” yang digagas partai politik berbasis massa Islam sulit terwujud.
“Pertama di antara lima partai Islam tidak ada satupun memiliki tokoh kuat dan kharismatis yang bisa diterima oleh kelima partai tersebut sekaligus dinominasikan sebagai (bakal) calon presiden,” kata Umar S. Bakry dikutip ANTARANews Sabtu (19/04/2014).
Tak hanya pengamat, para politisi juga terganggu pertemuan ini. Politisi PDI Perjuangan, Fahmi Habsy menilai, pertemuan elit sejumlah parpol Islam dan ormas Islam yang digagas Tim Pelaksana Koalisi Politik Islam itu dinilai hanya akal-akalan dan tidak menjaga kepentingan kelompok Islam.
“Itu hanya akal-akalan Amien Rais dalam konteks koalisi untuk meningkatkan posisi tawar bagi-bagi kursi menteri dalam pemerintahan mendatang,” kata politisi PDI Perjuangan, Fahmi Habcy, dikutip Rakyat Merdeka Online (RMO), Jumat, (18/04/2014).
Tak Sulit jika untuk Kemaslahatan
Ada yang penuh harap. Sebagian ragu. Sebagian lagi berusaha mati-matian mementahkan keinginan ‘persatuan’ partai Islam ini.
Meski demikian, usaha mempertemukan terus dilakukan. Hari Senin, (22/04/2014), sejumlah organisasi kemasyarakatan Islam menggelar pertemuan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) guna melanjutkan pertemuan yang digelar Kamis pekan lalu di Cikini, Jakarta Pusat.
“Ini forum ukhuwah Islamiyah,” kata Hajriyanto Y. Thohari dari Majelis Dakwah Indonesia dikutip Tempo.
Selain Hajriyanto, pertemuan juga dihadiri oleh Marwah Daud Ibrahim dari Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI). Juga ormas Islam, misalnya, perwakilan Forum Umat Islam, Muhammadiyah, Syarikat Islam, Muslimat NU, dan Front Pembela Islam (FPI). Dalam pertemuan ini Ketua Umum MUI Din Syamsudin langsung memimpin.
Pertemuan antara ormas dan partai politik Islam digelar di Cikini pekan lalu dihadiri sejumlah politikus partai Islam seperti Presiden PKS Anis Matta, Wakil Ketua Umum PPP Emron Pangkapi, dan Ketua Majelis Pertimbangan PAN Amien Rais.
Pertemuan tersebut tak menghasilkan kesepakatan apa pun. Anis setelah pertemuan Cikini mengatakan akan ada diskusi lanjutan untuk mematangkan rencana ini.
Hingga saat ini belum ada keputusan final ingin dibawa ke mana lanjutan dari pertemuan beberapa hari tersebut.
Usaha memecah-belah, bahkan suara-suara yang menghendaki partai Islam tidak bersatu pasti akan selalu ada, bahkan sangat besar. Hanya saja, seberapapun usaha/tekanan/himpitan yang ‘menyerang’ partai Islam, jika diniatkan untuk kemaslahatan umat, tetaplah bisa bertemu dan bersatu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Meminjam pernyataan putra pendiri Pondok Pesantren Modern Darussalam, (alm) KH. Imam Zarkasy, Dr Hamid Fahmy Zarkasy, “Kalau niat berpolitik itu demi Islam, memperjuangkan kepentingan umat Islam agar menjadi rahmat bagi semua orang, mestinya partai-partai Islam berkoalisi mau bersatu dan menawarkan kepada bangsa ini seorang calon Pemimpin (Presiden) terbaik, sesuai dengan kriteria Islam, umat dan bangsa ini.”
Jika menyatukan persepsi saja parpol Islam sulit, bagaimana ingin membangun persatuan dan kesatuan yang adil-sejahtera dalam skala luas?
Selayaknya, pertemuan lalu itu dapat dijadikan persatuan agar bisa mengulang sejarah bahwa parpol Islam bisa kembali berjaya, demi umat dan masyarakat luas.*
Penulis adalah koresponden hidayatullah.com