Hidayatullah.com – Puluhan penerjun payung cadangan penjajah Israel dilaporkan telah menolak untuk ambil bagian dalam rencana invasi darat ke kota Rafah, Gaza, yang terletak di bagian selatan, lapor media Israel pada hari Minggu (28/04).
Sekitar 30 penerjun payung tersebut dilaporkan mengatakan bahwa mereka “kelelahan” dan “tidak dapat melaksanakan tugas mereka”, kata Channel 12 Israel.
Lembaga penyiaran Israel itu mengatakan bahwa komandan militer tidak akan memaksa para prajurit cadangan untuk ikut bertempur di Rafah, dan menambahkan bahwa hal ini tidak akan mempengaruhi aspek operasional.
Namun, dikatakan pula bahwa langkah tersebut menunjukkan tingkat gesekan yang tinggi pada pasukan cadangan setelah hampir tujuh bulan berperang.
Pasukan Israel telah membom Jalur Gaza tanpa pandang bulu sejak 7 Oktober lalu, menewaskan sedikitnya 34.454 warga Palestina di sana, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Ribuan lainnya dikhawatirkan terperangkap di bawah reruntuhan, sementara penyebaran penyakit dan kurangnya makanan dan air yang cukup dan memadai kemungkinan besar akan memperburuk jumlah korban tewas.
Israel telah berulang kali mengancam akan menyerang Rafah dalam beberapa pekan terakhir. Sedikitnya 1,4 juta warga Palestina telah mencari perlindungan di sana dari pengeboman gencar Israel di wilayah tersebut.
Para pemimpin Israel mengatakan bahwa mereka ingin “menghancurkan” Hamas dan mengklaim bahwa kota di selatan Jalur Gaza itu adalah benteng terakhir kelompok Palestina tersebut di Gaza.
Channel 12 mengatakan bahwa keluarga para penerjun payung telah “menyatakan keprihatinan” atas kesehatan mental dan fisik mereka karena mereka secara aktif mengambil bagian dalam serangan mematikan Tel Aviv ke Gaza.
Pada 29 Februari, pasukan penerjun payung Israel juga menarik diri dari Khan Younis, dan digantikan oleh Brigade Bislamach.
Pada hari Sabtu, Times of Israel melaporkan bahwa Jenderal Angkatan Darat Herzi Halevi menyetujui rencana untuk “melanjutkan perang”, dalam sebuah pertemuan dengan para komandan divisi dan brigade di markas Komando Selatan di Beersheba, yang mengisyaratkan bahwa Israel akan melakukan serangannya di Rafah.*