Sambungan artikel PERTAMA
Oleh: Surya Fachrizal Ginting
Konsistensi
Kembali ke Mavi Marmara. Mavi Marmara adalah kapal pesiar yang dimiliki oleh salah satu organisasi kemanusiaan terbesar di Turki, Insan Hak ve Huriyetlere Insani Yardim Vakfi. Biasa disingkat IHH. Track recordnya dimulai dari medio tahun 1990-an, saat mereka menolong korban perang Bosnia.
Saat ini, proyek kemanusiaan IHH telah tersebar di sekitar 130 negara. Baik negara muslim, ataupun negara yang didominasi non-muslim. Program IHH meliputi operasi katarak di Afrika, pengadaan sumur air bersih, hadir membantu di berbagai bencana alam di dunia-termasuk di Indonesia. Bahkah IHH sudah belasan tahun membuat kamp di Arakan-Rohingnya, jauh sebelum krisis tentang Arakan marak di media.
Soal anak yatim, IHH saat ini mengasuh sekitar 400 ribu anak yatim di seluruh dunia. Boleh jadi doa ratusan ribu anak yatim itulah yang menggedor arsy Allah, untuk selalu memberkahi organisasi yang satu ini.
Dan, di antara anak-anak yatim itu adalah anak-anak yatim syuhada Suriah.
Sementara sebagian pihak masih sibuk jadi pengamat politik, IHH telah sejak awal menyingsingkan lengan baju mereka. Bukan “sekedar” menyalurkan bantuan sandang-pangan-papan, IHH juga dipercaya sebagai mediator pertukaran tahanan antara pihak rezim al-Asad yang diback-up Iran, dengan kubu Mujahidin.
Pada 2013, IHH menengahi pertukaran 50 tentara Iran yang ditawan mujahidin dengan 2000 lebih rakyat Suriah yang dipenjara rezim al-Asad. Sebuah fakta yang sangat terang keterlibatan Iran di Suriah, sekaligus menunjukkan besarnya kapasitas IHH yang dipercaya sebagai penengah konflik skala besar ini. Tak heran, IHH juga menyandang Special Consultative Status with the United Nations Economic and Social Councilsejak tahun 2004.
IHH juga terus ngotot mempertahankan tuntutan,terhadap empat jenderal Zionis atas peran mereka dalam serangan terhadap Mavi Marmara. Pengadilan Kriminal Istanbul telah mengeluarkan surat penahanan (arrest warrant) terhadap empat jenderal Zionis itu.
Mereka di IHH sadar, tidak mudah menyeret keempat jenderal itu ke pengadilan. “Setidaknya tuntutan hukum itu membuat mereka selalu kuatir jika bepergian ke luar negeri,” ujar seorang rekan penulis di IHH.
Dengan prestasi, capaian, dan konsistensi menolong mereka yang lemah, akankah IHH juga dicemooh sebagai orang bodoh, wahabi-takfiri, dan korban konspirasi Zionis-novus ordo seclorum?
Wartawan dan relawan yang berada di Mavi Marmara