ALHAMDULILLAH, ormas Hidayatullah kini dicatat sebagai salah satu gerakan dakwah berpengaruh, dengan memiliki cabang di 300-an kota / kabupaten di seluruh Indonesia.
Banyak umat Muslim yang mempercayakan putra-putrinya untuk menimba ilmu di ribuan sekolah / Ponpes Hidayatullah, yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.
Selain itu, ormas ini juga dinilai sukses mengelola banyak amal usaha di berbagai bidang, yang sangat dirasakan manfaatnya oleh umat Muslim maupun non-Muslim. Tidak hanya di kota-kota besar saja, dakwah yang dirintis ormas ini juga telah merambah daerah-daerah terpencil.
Keberhasilan Hidayatullah dalam melebarkan sayap dakwahnya ke seluruh Indonesia, atas izin Allah Subhanahu Wata’ala, tidak bisa dipisahkan dari seorang komunikator brilian dari hutan Kalimantan, KH Abdullah Said rahimahullah.
Pada 1971, beliau dengan dibantu beberapa pemuda cerdas ber-ghirah tinggi, merintis pembangunan Ponpes Hidayatullah di tengah hutan Kalimantan Timur, yang jauh dari pusat kota, nyaris tidak ada akses jalan, dan sama sekali tidak memiliki fasilitas seperti layaknya ponpes yang sangat tradisional sekalipun.
Namun dari ponpes inilah, dakwah dapat dikembangkan hingga ke seluruh penjuru Indonesia.
Secara umum, buku ini menceritakan tentang biografi KH. Abdullah Said, yang diangkat dari penuturan para pemuda cerdas ber-ghirah tinggi (meskipun sekarang tidak muda lagi usianya), yang ikut mendirikan ponpes di hutan Kalimantan Timur.
Mereka dikenal sebagai assabiqunal awwalun, perintis dakwah ormas tersebut. Berdasarkan penuturan mereka, diketahui bahwa KH. Abdullah Said merupakan komunikator dakwah yang brilian. Sehingga dengan izin Allah Subhanahu Wata’ala, beliau mampu menggerakkan banyak orang dari berbagai macam latar belakang, untuk turut mewujudkan visi besar yang dicita-citakan beliau: membangun kampus peradaban!
Buku ini mengungkapkan rahasia keberhasilan komunikator brilian tersebut dalam berjuang mewujudkan Hidayatullah sebagai kampus peradaban. Dengan ditulis dalam bahasa jurnalisme sastrawi, membaca buku ini serasa menikmati novel.
Berbagai suka-duka KH. Abdullah Said dan para assabiqunal awwalun Hidayatullah diceritakan dengan menarik. Bahkan, kisah cinta mereka dengan para akhawat (yang kini tercatat sebagai pelopor Muslimat Hidayatullah) pun diungkapkan dengan indah dalam buku ini.
Dengan membaca buku ini, emosi kita akan larut dalam kisah suka-duka yang dialami sang komunikator brilian beserta para assabiqunal awwalun Hidayatullah. Mungkin kita akan tertawa ketika membaca bagian buku tentang keluguan mereka, dan mungkin kita juga akan menangis ketika membaca bagian lainnya tentang keharuan yang dialami mereka. Wallahualam.*
Muh. Nurhidayat | Alumni S2 Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro.
Judul Buku : Mewujudkan Visi Kampus Peradaban, Abdullah Said di Mata Pendiri dan Perintis Hidayatullah
Penulis : Pambudi Utomo
Penerbit : Lentera Optima Pustaka, Surabaya
Cetakan : I, November 2018
Tebal : 297 Halaman