Hidayatullah.com– Duangpetch Promthep, satu dari 12 anak lelaki yang diselamatkan dari gua banjir di Thailand pada 2018, ditemukan tidak bernyawa di Inggris.
Remaja 17 tahun itu ditemukan tidak sadarkan diri di asramanya di kota Leicestershire pada hari Ahad dan dilarikan ke rumah sakit, di mana dia menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Selasa (14/2/2023), lapor BBC.
Promthep mendaftar sebagai peserta didik di sebuah sekolah sepakbola di Inggris sejak tahun lalu.
Dia adalah kapten tim sepakbola anak laki-laki Thailand, yang terjebak jauh di dalam gua selama lebih dari dua pekan saat menjelajah di Provinsi Chiang Rai.
Wajahnya yang tersenyum menyeringai kala itu – yang tersorot lampu senter salah satu penyelam asal Inggris, yang dikerahkan untuk mencari dan menyelamatkan Promthep dan 12 temannya serta seorang pelatih mereka setelah rombongan itu terjebak di dalam gua yang dipenuhi air hujan – merupakan salah satu potret paling dikenang dalam peristiwa itu.
Tidak diketahui bagaimana remaja itu meninggal, tetapi Kepolisian Leicestershire mengatakan kematiannya tidak dianggap mencurigakan.
Laporan yang beredar di media Thailand menyebut dia mengalami luka di bagian kepala.
Promthep dibawa ke Kettering General Hospital dengan mobil ambulans pada hari Ahad petang, kata seorang jubir Midlands Ambulance Service. helikopter ambulans juga didatangkan ke lokasi ketika itu.
Agustus 2022, Promthep yang dikenal temannya dengan panggilan Dom mengumumkan lewat akun Instagram bahwa dirinya mendapatkan beasiswa di Brooke House College Football Academy di daerah Market Harborough, Inggris. Dia menulis bahwa dirinya sangat bahagia karena impiannya terwujud.
Kabar kematiannya muncul setelah ibu Promthep mengabarkan kuil Wat Doi Wao di kampung halamannya di Chiang Rai. Promthep dan kawan-kawan sering berada di sana.
Tak lama kemudian, teman-temannya mengirimkan pesan belasungkawa lewat media sosial.
“Kamu menyuruhku untuk menunggu dan melihatmu bermain untuk tim nasional, aku selalu yakin kamu akan melakukannya,” tulis Prachak Sutham, salah satu bocah lelaki yang diselamatkan bersama Promthep pada 2018.
Duta Besar Inggris untuk Thailand Mark Gooding juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan teman-temannya.
Promthep belajar di Vachiralai Bee School di Chiang Mai sebelum dia berangkat ke Inggris. Sebagai seorang penggemar berat sepakbola, dia merupakan salah satu anggota tim sepakbola remaja di kota itu. Unggahannya di Instagram kerap diselipkan dengan tagar #footballismylife.
Salah satu unggahan terakhirnya di bulan Januari menunjukkan sketsa “perlengkapan sepak bola tim impiannya” – jersey, celana pendek, kaus kaki, dan sepatu dengan garis-garis biru dan merah muda.
Penyelamatan dramatis 2018
Setelah berlatih sepakbola pada 23 Juni 2018, anggota tim sepakbola Wild Boars (Moo Pa dalam bahasa Thailand) berlomba-lomba naik sepeda menuju gua Luang. Tempat itu merupakan salah satu tempat favorit mereka untuk rekreasi.
Malang, saat menjelajah di dalam gua hujan badai mengguyur daerah itu dan airnya merembes membanjiri relung-relung gua. Mereka terperangkap di dalamnya bersama seorang pelatih.
Mereka terkurung selama sembilan hari dalam kegelapan dan tanpa makanan, sementara di luar upaya penyelamatan sangat serius dilakukan bahkan melibatkan hingga sekitar 1.000 orang dengan berbagai peran dan tugas, sebelum akhirnya mereka ditemukan oleh para penyelam.
Promthep berusia 13 tahun saat terjebak di dalam gua. Teman-temannya berusia 11 hingga 16 tahun kala itu, sementara pelatih mereka Ekkaphon Kanthawong berusia 25 tahun.
Anak-anak itu menggunakan batu untuk membuat lubang guna menyelamatkan diri. Pelatihnya, yang pernah menjalani hidup sebagai biksu, mengajarkan anak-anak itu teknik meditasi untuk membantu mereka tetap tenang, tidak panik dan bernafas menggunakan udara seminimal mungkin.
Para penyelam mengirimkan mereka makanan dan surat dari keluarga sambil menunggu rencana dan upaya evakuasi dilakukan.
Mereka akhirnya dikeluarkan dari gua banjir itu setelah dibuat pingsan dengan narkotika ketamine, agar tubuh mereka mudah di bawa oleh para penyelam melintasi ruang-ruang gua yang dipenuhi air.
Penyelamatan tersebut menjadi berita utama di seluruh dunia. Berbagai film serta buku kemudian dibuat untuk menceritakan kembali kisah luar biasa itu, termasuk miniseri enam episode yang dirilis Netflix tahun lalu.*