Hidayatullah.com– Polisi Amerika Serikat menangkap empat orang lagi dengan tuduhan berperan dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise pada tahun 2021.
Salah satu tersangka adalah pemilik sebuah perusahaan keamanan berbasis di Florida, yang menurut pihak berwenang menyewa sejumlah bekas tentara Kolombia untuk menjalankan asasinasi tersebut.
Presiden Moise ditembak dan dibunuh di rumahnya di ibu kota Port-au-Prince, dikabarkan oleh tentara-tentara bayaran asing yang berbicara dengan bahasa Spanyol.
Sebelas tersangka kini berada dalam tahanan Amerika Serikat, lansir BBC Rabu (15/2/2023).
Menurut Departemen Kehakiman AS, pria berkewarganegaraan Venezuela-Amerika bernama Antonio “Tony” Intriago, pemilik perusahaan keamanan berbasis di Florida CTU Security, menyewa satu skuad terdiri dari bekas tentara Kolombia untuk membunuh Moise. Dia sekarang telah diberondong dengan banyak tuduhan, termasuk konspirasi untuk membunuh atau menculik seseorang di luar AS.
Seorang perwakilan perusahaan CTU, warga Kolombia bernama Arcangel Pretel Ortiz, juga ditahan.
Tersangka ketiga, seorang pengelola keuangan berbasis di Florida bernama Walter Veintemilla, dituduh mendanai usaha pembunuhan Moise. Pengacaranya kepada Associated Press mengatakan bahwa kliennya itu akan menolak dakwaan dan menyatakan dirinya tidak bersalah.
Tersangka keempat Frederick Joseph Bergmann Jr dituduh menyelundupkan rompi balistik untuk keperluan rencana pembunuhan itu.
“Sangat penting untuk membawa (mereka) ke meja hijau,” jaksa AS untuk Southern District of Florida Markenzy Lapointe. “Kami akan memberikan keadilan di ruang sidang.”
Pohak berwenang AS sebelumnya telah mengumumkan penangkapan tujuh pria dengan dugaan peran mereka dalam pembunuhan tersebut, termasuk pria berkewarganegaraan ganda Haiti-Amerika James Solages dan Joseph Vincent, serta pendeta dan pengusaha Christian Emmanual Sanon.
Kepolisian Haiti mengatakan bahwa Sanon memiliki “tujuan politik” yaitu menggantikan Moise sebagai presiden.
Departemen Kehakiman AS mengatakan bahwa Solages dan Vincent, bersama warga Kolombia Germán Alejandro Rivera, awalnya berencana menculik Moise dan membawanya ke tempat yang jauh dari Haiti sehingga presiden baru akan menggantikannya. Rencana itu kabarnya dibatalkan karena mereka tidak memiliki pesawat.
Dalam sebuah pernyataan bulan Januari, kejaksaan AS mengatakan bahwa ketiga pria itu dan lainnya bertemu di sebuah rumah di Haiti sesaat sebelum pembunuhan, “di mana senjata api dan perlengkapan dibagikan dan Solange mengumumkan bahwa misinya adalah membunuh Presiden Moise”.
Investigasi yang dilakukan sendiri oleh pihak Haiti terhadap kasus itu sebagian besar mandek, dengan tiga hakim mengundurkan diri karena khawatir akan keselamatan jiwanya dan hakim keempat diberhentikan.
Lebih dari 40 tersangka sudah ditangkap di Haiti dan dijebloskan ke dalam tahanan, termasuk 18 warga negara Kolombia. Tiga lainnya terbunuh tidak lama setelah kematian Presiden Moise.*