Hidayatullah.com— Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bogor Iwan Setiawan meminta maaf kepada publik terkait kontroversi pernyataanya yang berani menginjak Al Quran menuai kontroversi. Permintaan maafnya ini diunggah di akun Instagram @iwansetiawan.70.
“Saya muslim dan saya tidak mungkin merendahkan agama sendiri. Manusia tidak luput dari salah dan dosa, saya sebagai manusia meminta maaf jika ada yang keliru atas kata-kata yang keluar. Dalam kondisi terburu-buru, capek setelah padatnya agenda seharian penuh, mungkin kurang fokus,” ujarnya.
“Semoga masyarakat mengerti maksud yang tersirat,” katanya ditemani tokoh masyarakat dan KH Rahmat Pimpinan Ponpes Darul Huda, Kampung Cilember, Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua.
Plt Bupati Bogor itu membeberkan kronologi keluarnya sumpah sehingga meluncurkan pernyataan siap menginjak Al-Quran yang berujung kehebohan publik. Seperti diberitakan Radar Bogor penyataan injak Al Quran itu muncul saat dirinya menjawab pertanyaan wartawan terkait isu jual beli jabatan dalam pelantikan pejabat eselon IV dan III B di Pemkab Bogor.
“Nu jual saha? Nu meuli Saha (yang jual siapa? Yang beli siapa?). Gini, kalau soal jual beli jabatan, saya ngomongnya sambil nginjek (injak) Al Quran,” begitu penyataan kontroversi PLT Bupati Bogor Iwan Setiawan saat ditanya wartawan perihal isu jual beli jabatan.
Sontak pernyataan tersebut viral di media sosial dan melahirkan berbagai kecaman. Tidak terkecuasi di akun instagram pribadi PLT Bupati Bogor Iwan Setiawan.
Atas pernyataan kontroversi tersebut, PLT Bupati Bogor Iwan Setiawan langsung meminta maaf secara terbuka kepada seluruh umat Islam khususnya di Kabupaten Bogor, maupun umumnya di Indonesia atas pernyataannya kontroversi tersebut.
Iwan berdalih, pernyataan kontroversi injak Al-Quran itu terucap karena ingin meyakinkan warga Kabupaten Bogor, bahwa saat pelaksanaan mutasi atau rotasi para pegawai aparatur sipil negara (ASN) tidak ada jual beli jabatan.
“Saya mendapat amanah dari Pak Mendagri, dari APH yang menangani korupsi saat menjadi saksi, untuk tidak sekalipun memperjualbelikan jabatan dalam proses rotasi mutasi. Saya hanya ingin menegaskan itu,” ujarnya di video permintaan maafnya.
Menuruynua, ucapan sumpah saya itu tidak ada maksud sedikit pun untuk menistakan agama. Itu semata-mata ingin meyakinkan masyarakat, kalau dalam pelaksanaan mutasi dan rotasi pegawai ASN tidak ada jual beli jabatan seperti yang ditanyakan, tutur Iwan.*