Hidayatullah.comâ Jutaan ikan terdampar mati di bagian tenggara Australia, yang menurut pihak berwenang dan ilmuwan disebabkan oleh banjir dan gelombang panas.
Departmen Industri Primer di negara bagian New South Wales mengatakan kematian ikan-ikan itu berbarengan dengan gelombang panas yang memberikan tekanan terhadap sistem yang sudah mengalami kondisi ekstrem akibat banjir berskala luas.
Kematian itu kemungkinan disebabkan rendahnya level oksigen dalam air sebab banjir surut. Situasi ini diperburuk dengan kebutuhan oksigen yang lebih banyak bagi ikan disebabkan hawa yang lebih hangat, kata departemen itu seperti dilansir Associated Press Sabtu (18/3/2023).
Penduduk di kota kecil Menindee di daerah Outback mengeluhkan bau busuk bangkai ikan.
“Kami baru saja mulai bersih-bersih (dari banjir), dan kemudian ini terjadi. Ini seperti berjalan di atas kekacauan yang baru saja kering dan mencium bau busuk ini. Baunya sangat tidak enak dan ngeri melihat semua ikan mati itu,” kata Jan Dening, seorang warga lokal.
Fotografer alam Geoff Looney menemukan tumpukan besar ikan mati dekat bendungan utama di Menindee pada Kamis malam.
“Bau busuknya bukan kepalang. Saya sampai hampir harus mengenakan masker,” kata Looney. “Saya khawatir dengan kesehatan saya. Air yang berada di atas turun ke stasiun pompa air untuk kota kami. Warga di utara Menindee mengatakan ikan cod dan perch mengambang di sungai di mana-mana.”
Kematian massal ikan dilaporkan terjadi di Darling-Baaka River beberapa pekan terakhir. Puluhan ribu ikan mati ditemukan di tempat yang sama pada akhir Februari. Sementara itu ada sejumlah laporan ikan mati di hilir menuju Pooncarie, dekat perbatasan antara negara bagian South Australia dan Victoria.
Pada akhir 2018 dan awal 2019 kematian massal ikan dilaporkan terjadi di Menindee ketika daerah itu mengalami kekeringan parah. Warga setempat memperkirakan jumlah ikan yang mati kala itu mencapai jutaan ekor.*