Hidayatullah.com—Berbagai kantor berita di India melaporkan bahwa pengkhotbah internasional, Dr Zakir Naik, yang sedang diburu otoritas India mungkin ditangkap di Oman dan akan dikirim kembali ke negara tersebut.
Menurut laporan media yang mengutip badan intelijen India, pihak berwenang Oman telah diminta untuk menangkap Zakir ketika dia mengunjungi Oman hari ini untuk menyampaikan ceramah agama.
Beberapa media India melaporkan, Kedutaan Besar India di Oman saat ini dikabarkan tengah bekerja sama dengan pihak berwenang setempat untuk menangkap dan mendeportasi Dr Zakir sesuai dengan hukum setempat. Kedutaan Besar India dikabarkan tengah mengirimkan tim hukum untuk tindak lanjut setelah penangkapan.
Ada kemungkinan kuat bahwa pejabat Oman menahan dai perbandingan agama yang masyhur ini pada saat kedatangannya dan kemudian akan menyerahkannya kepada pihak berwenang India.
Zakir Naik sebelumnya telah menerima undangan untuk menyampaikan dua khutbah agama di negara tersebut berjudul ‘Al-Quran Kebutuhan Global’ dan ‘Nabi Muhammad Pembawa Rahmat bagi Kemanusiaan’.
Kuliah pertamanya dijadwalkan hari ini, hari pertama Ramadhan dan kuliah kedua akan diadakan pada 25 Maret di Universitas Sultan Qaboos. Namun, tidak jelas apakah penceramah itu akan melanjutkan kunjungannya karena berita kemungkinan penangkapannya telah dipublikasikan oleh media India.
Kedutaan Besar India menghubungi lembaga yang berwenang dan mendesak agar penceramah spesialis perbandingan agama itu ditahan da dideportasi berdasarkan undang-undang setempat, lapor News 18.
India kemungkinan akan mengirim tim hukum untuk menindaklanjuti setelah penahanan. Masalah ini dibawa ke Duta Besar Oman oleh MEA.
Sebelumnya, Qatar telah mengundang Naik untuk memberikan ceramah agama di ajang Piala Dunia FIFA 2023. Duta Besar India di Oman juga telah mengangkat masalah ini dengan Kementerian Luar Negeri Oman.
Tinggal di Malaysia
Zakir Naik sebelumnya menghindari otoritas India sejak namanya dikaitkan dengan India dengan kasus terorisme. Pada tahun 2016, terduga pelaku teror yang diklaim terlibat ledakan di Dhaka mengaku terpengaruh oleh khutbah penceramah tersebut.
Zakir yang kerap berdebat tentang ketuhanan kemudian dikaitkan kasus-kasus yang kebencian rasial, pendanaan terorisme, pencucian uang, dan ujaran kebencian oleh aparat India.
Bahkan jaringan Peace TV dan Islamic Research Foundation (IRF) miliknya dinyatakan ilegal di India. India melarang jaringan Peace TV wilayah itu, Bangladesh, Kanada, Sri Lanka, dan Inggris.
Membantah Tuduhan
Sebelumnya ulama yang dikenal jago debat itu juga angkat bicara mengenai tudingan sejumlah media India yang telah menyebut dirinya mendukung terorisme.
Dalam sebuah video yang dirilis secara online, Zakir menyatakan sangat menentang terorisme, dan menyayangkan sikap media-media di India yang sangat memojokan dirinya. Ia mengaku terkejut saat mendapati kabar media-media di India menghubungkan dirinya dengan kelompok terorisme.
“Bagian yang dilaporkan di media-media India, dimana saya disebut menginspirasi untuk membunuh orang tidak bersalah, benar-benar tidak dapat diterima. Saya tidak pernah mendorong manusia untuk membunuh manusia lainnya. Tindakan kejahatan ini dari media India, mencoba untuk membuktikan kepada masyarakat, bahwa Dr Zakir Naik telah mendorong terorisme adalah sesuatu yang jahat. Saya mengutuk media yang menyebut saya mendorong aksi terorisme,” ucap Zakir dalam videonya, seperti dilansir Firstpost pada Kamis (21/07/2016).
“Saya menginspirasi jutaan orang untuk dekat dengan Islam. Setelah seseorang datang lebih dekat dengan Islam, ada kemungkinan bahwa ia mulai mendengar pembicara lain. Seperti Anda ketahui, ada beberapa orang yang membelokan pemahaman seorang Muslim dan atas nama Islam, mereka mendorong umat Islam untuk membunuh orang yang tidak bersalah, yang benar-benar bertentangan dengan Al-Quran,” sambungnya.*