Hidayatullah.com–Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir dikabarkan telah bertemu untuk membahas protes yang masih berlangsung terhadap pemerintah Presiden Hosni Mubarak.
Dalam pernyataan berjudul ‘Communique Number One’ (Komunike Nomor Satu) televisi pemerintah Mesir mengatakan, militer telah telah mengadakan pertemuan untuk merespon gejolak politik yang masih berlangsung di negara tersebut.
“Berdasarkan tanggung jawab angkatan bersenjata dan komitmennya untuk melindungi rakyat dan rasa semangatnya untuk melindungi bangsa… dan dalam mendukung tuntutan sah rakyat, tentara akan melanjutkan pertemuan secara berkesinambungan untuk memeriksa langkah-langkah yang harus diambil untuk melindungi bangsa dan kepentingannya serta keinginan dari masyarakat Mesir yang besar, ” tulis pernyataan tersebut.
Pertemuan hari Kamis (10/2) itu dipimpin oleh Menteri Pertahanan Mohamad Tantawi, bukan Mubarak seperti dalam pertemuan biasanya.
Sebagaimana diberitakan Aljazeera, sampai hari ini, banyak orang masih berkumpul di Tahrir Square.
Sebelumnya, Hassan al-Roweni, seorang komandan tentara Mesir, kepada pengunjuk rasa di lapangan Tahrir mengatakan “semua yang Anda inginkan akan terwujud”.
Hassam Badrawi, Sekretaris Jenderal partai berkuasa, Partai Demokratik Nasional, mengatakan kepada BBC dan Channel 4 News bahwa ia berharap Mubarak menyerahkan kekuasaannya kepada Wakil Presiden, Omar Suleiman.
Perdana Menteri Ahmad Shafiq, juga mengatakan kepada BBC (10/2) bahwa presiden bisa turun pada Kamis malam, dan bahwa situasi akan “diklarifikasi segera”. Dia mengatakan kepada kantor berita Reuters, bagaimanapun Mubarak tetap memegang kendali dan bahwa “semuanya masih di tangan presiden”.
Reuters juga mengutip Direktur CIA Leon Panetta yang mengatakan ada “kemungkinan kuat” bahwa Mubarak akan mengundurkan diri pada Kamis malam.
Namun, Anas el-Fekky, Menteri Informasi Mesir, membantah semua laporan dari Mubarak mengundurkan diri.
“Presiden masih dalam kekuasaan dan dia tidak mundur,” kata el-Fekky kepada Reuters.
“Presiden tidak mengundurkan diri dan semua yang anda dengar di media adalah rumor.”
Pemogokan serikat Buruh
Unjuk rasa yang telah mencapai hari ke-17 dilanjutkan dengan bergabungnya serikat buruh dengan demonstran pro-demokrasi.
Serikat buruh Mesir telah mengadakan pemogokan nasional untuk hari kedua, menambah momentum untuk demonstrasi pro-demokrasi di Kairo dan kota-kota lain.
Koresponden Aljazeera di Kairo melaporkan bahwa ribuan dokter, mahasiswa kedokteran dan pengacara (para dokter mengenakan jas putih dan pengacara di jubah hitam), berbaris di pusat Kairo dan dipuji oleh demonstran pro-demokrasi saat mereka memasuki Tahrir Square.
Selain itu para seniman dan pekerja angkutan umum, termasuk sopir bus, juga bergabung dengan pemogokan. *