Hidayatullah.com–Lembaga Kajian Ekonomi dan Pembangunan Islam (LKEPI) menilai Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang pro terhadap pengembangan ekonomi syariah.
“Kami meminta kepada para calon presiden (Capres) dan wakil presiden (Cawapres) agar memiliki visi dalam memperjuangkan ide ekonomi syariah untuk direalisasikan ketika menjadi pemimpin negeri ini,” ujar Dedi Uska, Presidium LKEPI dalam konferensi Pers, di kantor LKEPI, Kampus Universitas Azzahra Jakarta, Sabtu (10/5/2014).
Dedi mengharapkan Presiden terpilih nanti mau mendirikan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) BUMN.
Jika konsep dan praktek pengembangan LKS di Indonesia yang terjadi seperti ini, Dedi melihat akan menjadi problem besar bagi pengembangan LKS di Indonesia.
Menurut Dedi, saat ini LKS dihadapi pada berbagai persoalan. Seperti pinjaman modal LKS lebih kecil dibandingkan lembaga keuangan konvensional. Disamping itu, terkait dengan karir bagi sumber daya insani (SDI) di LKS juga tidak akan menjadi menarik bagi semua orang, karena menjadi pemimpin di LKS ditentukan oleh induk perusahaan.
“Hal ini karena kepemilikkan saham anak perusahaan yang bergerak di syariah, 100 persen dimiliki oleh induk perusahaannya sehinga anak perusahaan tak bisa menentukan pemimpin perusahaan sendiri (Direktur Utama atau Direktur) yang memiliki visi dan ideologi sama,” jelas Dedi.
Dedi menilai, hal ini kurang independen dan mengganggu pengembangan LKS, karena selalu terjadi perubahan visi perusahaan.
LKEPI memberikan tenggat waktu kepada pemerintah agar pada 2015 telah berdiri LKS BUMN.
“Untuk itu LKEPI akan menyampaikan hasil riset atau penelitianya tentang pentingnya LKS BUMN ke Kementerian BUMN, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan dan Kementerian Perekonomi,” papar Dedi.
Selain hasil riset, LKEPI akan melakukan komunikasi dan menghadap langsung kepada Capres dan Wapres yang akan bersaing dalam pemilu Cappres dan Wapres 2014 agar membawa misi pentingnya LKS BUMN sebagai strategi pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
“Langkah ini kami lakukan agar LKS di Indonesia bisa besar dan siap berkompetisi dalam persaingan Masyarakar Ekonomi ASEAN 2015,” ujar Dedi.*