Hidayatullah.com– Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memecat seorang ilmuwan asal Denmark, yang memimpin penelitian Covid-19, disebabkan dia dituduh melakukan pelanggaran seksual.
Peter Ben Embarek, yang memimpin tim dari WHO dan bergabung dengan tim peneliti lain untuk menyelidiki asal-usul Covid-19 di China, diberhentikan tahun lalu, kata badan kesehatan itu seperti dilansir Associated Press Kamis (4/5/2023).
WHO mengatakan pihaknya meningkatkan upaya untuk membasmi pelecehan, eksploitasi, dan pelecehan seksual di lingkungan organisasinya dalam beberapa bulan terakhir setelah serangkaian kasus dan insiden dilaporkan di media.
“Peter Ben Embarek diberhentikan menyusul temuan pelanggaran seksual yang dilakukannya dan proses disipliner berkaitan,” kata juru bicara WHO Marcia Poole melalui email.
“Temuan itu terkait dugaan kasus tahun 2015 dan 2017 yang pertama kali diterima oleh tim investigasi WHO pada tahun 2018.”
Dia mengatakan tuduhan lain tidak dapat diselidiki sepenuhnya karena “korban tidak ingin terlibat dalam proses penyelidikan.”
Ben Embarek tidak segera menanggapi panggilan atau pesan teks yang dikirimkan ke ponselnya pada hari Kamis. Berita ini pertama kali dilaporkan oleh The Financial Times.
Ben Embarek, warga negara Denmark pakar penyakit menular dari hewan ke manusia, memimpin tim WHO yang berangkat ke China pada awal 2021 dan mengunjungi pasar Huanan di Wuhan untuk mencari tahu sumber virus penyebab Covid-19.
WHO menggalakkan upaya penanganan kasus seksual yang dilakukan oleh stafnya atau staf mitra kerjanya menyusul laporan tahun 2020 perihal eksploitasi seksual sistematis terhadap puluhan perempuan saat penanganan wabah Ebola di Kongo. Lebih dari 80 staf di bawah arahan WHO dan mitra-mitranya diduga telah memperkosa para wanita dan anak-anak perempuan, menuntut seks sebagai imbalan pekerjaan dan memaksa beberapa korban untuk melakukan aborsi. Skandal seks ini merupakan yang terbesar dalam sejarah WHO.
Tidak satupun manajer senior di Kongo dipecat akibat kasus itu, meskipun dokumen-dokumen menunjukkan para pejabat WHO mengetahui perihal eksploitasi seksual tersebut.
Bulan lalu, WHO mengatakan telah memecat dokter asal Fiji, Temo Waqanivalu, yang menghadapi tuduhan seksual yang pertama kali dilaporkan oleh Associated Press. Dokter itu sejauh ini menghadapi tiga tuduhan kasus seksual.*